NAMA :
HARDIANTOLUKMANA
NIM : 105 33
5722 09
KELAS :
VI.D
M.KULIA EVALUASI TUGAS AKHIR
Identitas
Novel
Judul novel : Kawin laris
Jenulis : Cassandra dan Ela
Jenerbit : GagasMedia
Tempat/Tempat : Jakarta, 2009
Tebal : 222 hal
Harga
: 21.000,00
Ukuran : 11,5 X 19 Cm
Unsur
– unsur Intrinsik
a.
Tema
Menceritakan
tentang kehidupan para penghulu pernikahan.
b.
Tokoh dan Perwatakan
1. Agus : Seorang penghulu yang baik, rendah
hati, penyabar.
2. Lin
: Seorang gadis
yang berkulit putih dengan wajah yang lembut ,baik, sekaligus dia menjadi
asisten Agus.
3. Allisa
: Seorang artis yang cantik dan
memiliki perilaku yang baik.
4. Beben : Baik dan berwibawa.
5. Deon
: Seorang penghulu yang muda
berwaja sok gangteng, matre, irih dan angkuh.
6. Mamud
:
Asisten Deon, irih dan angkuh.
7. Pandu
: Seorang anak jedral, yang keras
kepala.
c.
Alur dan Pengaluran
Pada
novel ini memakai alur maju, karena dalam ceritanya tidak terdapat kilas balik
sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi di kisah selanjutnya.
Berikut
sinopsis novel :
‘’JADI
PENGHULU’’ itu yang dijawab Agus kecil ketika ditanya apa cita – citanya.
Namun,
ternyata, jadi penghulu itu tidak mudah. Agus dihadapkan kepada gedung Kantopr Urusan Agama (KUA) telah jadi kandang
bebek. Bobrok,Teror, Penculikan, Hasutan, Juga berbagai tindakan dari
pesaingnya, Doen dan asisitennya, Mamud.
Kelas
persiapan perkawinan yang yang diadakan Agus pun diipertanyakan. Ia bicara
cinta dan pernikahan, padahal sendiri belum menikah dan bahkan, belum pernah
jatuh cinta.
Mampukah
Agus menjalankan cita – citanya sebagai abdi masyarakat, sementara orang -
orang tidak percaya lagi pada komitmen dan pernikahan? Bisa percayakah Agus
pada cinta?
d.
Sudut pandang, gaya
bahasa dan nada
Sudut
pandang Novel ini menggunakan sudut pandang
orang kedua karena pengarang tidak terlibat tapi ikut menerangkan tokoh –
tokohnya dan waktu mereka.
Gaya
bahasa
Bahasa yang digunakan tidak
berbelik – belik walaupun ada kosa kata yang kita tidak ketahui maknanya dan
belum dapat kita pahamin dikarenakan cerita menyusaikan tempat atu daerah.
Dapat dilihat pada kutipan novel
berikut ini.
‘’semua ini terjadi kareena bapak itu,’’ kata lin
seolah – olah tahu apa yang sedang Agus pikirkan. Agus menengok, bingun dengan
maksud ucapan lin, ‘’Eta teh saha? Kerabat pengantin?’’ tanya Agus dengan mimik
bingung campur penasaran. (Pada halaman
6)
Bahkan,
ketika Agus membuka sebuah ruangan, tiba – tiba dari dalam runagan itu muncul
seekor bebek. Agus sangat kaget, ia melompat kesamping, berusaha menghindari
bebek yang hampir menabraknya itu.
‘’Hahaha.
. .punten, kang?’’ Beben tertawa sambil menangkap bebek di depan pintu.
Kemudaian, ia mengangkat bebek tersebut dan menggendongnya. ‘’Bahkan, KUA lebih
sering jadi tempat tinggal bebek daripada tempat ijad kabul,’’ canda Beben
sambil mengusap – usap kepalan bebek yang langsung berkeok keok seperti membenarkan
ucapan beben barusan. (pada halaman 44).
‘’Stooooop!’’ teriak Agus sambil berlari,
melambaikan tangan ke mobil mewah itu, seakan – akan berharap salah satu
penumpang mobil tersebut melihatnya.
Namun, tidak ada satupun dari mereka yang
melihatnya. Untunglah hujan menbuat mobil melaju dengan lambat sehingg Agus
berhasil menyusul mobil tersebut. Agus mengetuk jendela samping mobil.
‘’cincin teteh!’’ kata Agus sambil
menempelkan cincin Amanda dijendela mobil. Amanda yang terus menatap ke jendela
kembalik kaget, matanya berbinar senang, ‘’pak, stop mobilnya!’’ teriak Amanda.
(Pada halaman 164)
“kami datang kemari bukan untuk melihat Agus....“
kata ibu Agus pada akhirnya. Agus menatap orangtuanya dengan bingung.
‘’kami teh mau mengurus akta nikah kami yang
hilang,’’ lanjut sang Ayah. (pada halaman 175).
Mamud langsung
berusaha memeluk Amanda Alissaamun. ’’betul sekali! Mbok penngen sekali dicium
sama kamu....,’’ kata mamud dengan logat yang tidak kalah mendok. Bibirnya
monyong yang siap mencium Amanda Alissa. Namun, Deon mendorang Mamud hingga
mereka jadi berfoto bertiga.
‘’Duh, Cah Ayu.
Mbok denger si Pandu itu nanti juga mau terjun di politik, ya? Untung, ya, dia
sudah menikah sama kamu. Kalau belum punya istri kan, katanya ga boleh punya
jabatan,’’ cerocos Mamud, masih dengan logat jawa yang dipaksakan. (Pada
halaman 176).
Agus
menggelengkan kepala, sama sekali tidak mengerti dengan sikap Pandu. ‘’kumaha
atuh akang....,’’kata diam saja? Dia sudah mengfitnah Akang....,’’ kata lin
yang sudah berdiri di samping Agus . (pada halaman 180)
e.
Setting (Latar)
Waktu : Siang hari, pagi Itu, sore, keesokan harinya.
Tempat : di rumah, kantor urusan agama (KUA)
marga suka dan kantor urusan agama
marga senang, di bawah monas, di depan pintu, delma.
Suasana : menyenangkan, bahagia, menegankan, menyedihkan.
Berikut kutipan novel Kawin Laris :
Boca kecil berusia 7
tahunan berwajah bulat dengan sorot mata yang polos, berdiri di depan
sebuah rumah dengan dua janur kuning melengkung yang ditancapkan di kedua sisi
pagar rumah tersebut. Suara alunan gemelaan sunda terdengar sampai seantero.
Suarah itu semaking mempertegas makna kemeriahan yang sedang dirayakan oleh
seluruh penghuni rumah. Agus menatap ke dalam rumah itu, wajahnya dipenuhi
senyuman, senyuman khas Agus. Senyum bahagia melihat orang – orang bahagia.
(Pada halaman 3)
Setelah melewati hari – hari di pesantren selama
beberapa tahun, berkutat debgan buku dan kitab – kitab agamaa islam, akhirnya,
Agus berhasil menyelasaikan pendidikannya. Dia menatap ijaza di tangannya,
tersenyum penuh kebahagian.
Agus berdiri di depan sebuah Kantor Urusan Agama
(KUA), Membaca sebuah dokumen di tanggannya, surat pengankatan dirinya sebagai
sebaga penghuludan surat penugasan pertama yang ia terima. Agus tersenyum
menatap KUA di depannya. (pada halaman 21).
Sore ini tidak seperti biasa. Agus yang suka mangkir
ke pengajian karena keasikan menontong kondangan berlari dengan tergesa masuk
ke dalam kelas. (Pada halaman 11 – 12)
dua orang saling mencintai. Mereka itu seperti bunga
rantai. Masing – masing membuka kelopaknya satu demi satu. Menunjukkan hati
emasnya tidak erat tertutup, Agar membias di kolam, pohon – pohon.
Suasana di kelas menjadi romantis seketika, pada
murid mendengarkan kata demi kata yang agus ucapan sambil berpegangan tangan.
Dari luar kelas, lin diam – diam mengupin dari luar, merasapi kata – kata itu.
Lin terharu hingga tanpa sadar meneteskan air mata. (Pada halaman 63).
Ayah dan ibu Agus menganggup, menatap Agus.
Kemudian, keduanya saling melirik, seperti hendak menyampikan sesuatu yang
sangat rahsia.
‘’kami datang kemari bukan untuk melihat Agus....,
‘’kata ibu Agus pada akhirnya. Agus menatap orangtuanya dengan bingung.
‘’kami teh mau mengurus akta nikah kami yang
hilang,’’ lanjut sang Ayah.’’buat apa pak?’’
Agus menatap kedua orangtuanya dengan bingung.
‘’Agus, Bapakb dan ibu mau cerai,’’ kata ibunya
dengan suara tipis, nyaris tak terdengar.
JEDER! Agus seperti di sambar petir mendengarnya. Ia
terpaku, tidak bisa mengeluarkan sepata kata pun dari mulutnya.(pada halaman
175)
Pak firdaus itu menengok ke belakang dengan tegang.
Rombongan motor semakin dekat. Si bapak segera mengeluarkan dompeknya dan
menarik dua lembar uang lima puluh ribuang. ‘’Ngebut pak! Gueh tambah
gocap!’’.( pada halaman 108).
Di bawah monas, agus dan lin berdiri dengan wajah
yang cerah. Agus terlit ganteng dengan jas pengantin sunda berwarna Cream yang
dipenuhi bordiran di sepanjang kancing baju, dada, lengandan kerah jas.
Sementara lin terlihat sangat cantik, ia memakai kebaya sunda dengan kain batik
yang dipenuhi bordiran canti. Mereka menatap kedepan dengan senyum bahagia.
(Pada halaman 217)
Unsur
– unsur Estrinsik
Nilai – nilai yang terdapat pada novel
Kawin Laris
1.
ibadah
Nilai
ibadah dapat dilihat pada kutipan novel berikut ini :
Agus jadi ikut tertawa.
Ia menatap berkali – kali KUA itu sekali lagi. Sekarang ia mulai yakin. Dengan
dukungan orang – orang jujur seperti Beben, ia akan mampu mengembalikan fungsi
dan kewibawaan sebuah lembaga perkawinan yang sepertinya mulai di salah gunakan untuk kepentingan komersial
semata. Padahal sebuah lembaga perkawinan adalah ikatan yang sakral antara
orang pria dan wanita untuk melahirkan keturunan yang baik, yang akan mewarisi
kelangsungan kehidupan di bumi. (pada halaman 47).
2.
Kasih sayang
Nilai
kasi sayang dapat dilihat pada kutipan berikut ini :
“Halo, Agus. Saya
kemari kemari menagi janjisaya. Kamu sudah tahu isi surah Ar-Ruum, tanya pak
Dadang.
Agus menengok kaget,
tetapi ia tersenyum dan mulai melafalkan
isi surat Ar-Ruum ayat 21 itu.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ
خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ
مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Ucap Agus dengan
lancar.
Pak Dadang mendengarkan
suara indah Agus sampai menikkan air mata. Lin yang berdiri disamping Agus pun
terharu luar biasa mendengarnya. Ia sampai tidak bisa berkata apa – apa. Perlu
saya artikan pak “? Tanya Agus. Pak
Dadang menjawab dengan anggukan.
Agus pun mulai
menerjamahkan artinya. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir”. Agus menyelasaikan tugasnya dengaan
baik.
“Indahnya, ya. Manusia
tidak bisa menciptakan itu. Tapi kita bisa merasakan kebenarannya.” Kata pak
Dadang sambil tersenyum. (Pada halaman 194 – 195)
Ø Pesan
moral
Sebuah arti pernikahan bagi para calon
pengantin yang akan melanjutkan pernikahan
.Tes kemampuan menulis
a. Tes kemampuan ingatan :
Apakah yang
dimaksud dengan paragraph deduktif?
b. Tes kemampuan menulis tingkat pemahaman :
Sebut dan jelaskan ciri-ciri karangan yang baik!
c. Tes kemampuan menulis tingkat penerapan :
Buatlah lima kalimat yang mengandung unsure S,P,O,Pel!
d. Catatan tes kemampuan menulis tingkatan analisis ke atas:
Buatlah sebuah tes wawancara tentang pendidikan?
b. Tes kemampuan menulis tingkat pemahaman :
Sebut dan jelaskan ciri-ciri karangan yang baik!
c. Tes kemampuan menulis tingkat penerapan :
Buatlah lima kalimat yang mengandung unsure S,P,O,Pel!
d. Catatan tes kemampuan menulis tingkatan analisis ke atas:
Buatlah sebuah tes wawancara tentang pendidikan?
TES
KASASTRAAN
a. Tes kesastraan tingkat ingatan :
apa yang dimaksud novel
b. Tes
kesastraan tingkat pemahaman :
Buatlah
kesimpulan dengan kata-katamu sendiri tentang novel yang telah anda bacatentang kawin laris
c. Tes kesastraan tingkat penerapan :
siapakah pengarang puisi dibawa
PUSARA PAHLAWAN
(buah karya:
Kakanda)
Tubuh-tubuh
kaku terbujur sunyi
terpancang
tonggak bisu tak bernama
tanah merah
tanpa bertabur bunga
tapi rela
pahlawan terbaring di pusara.
Ketika kejam
peperangan merobek damai sepi
kau angkat
senjata tanpa dipinta
melawan
penindasan dan penjajahan
demi bumi
pertiwi.
Ketika
tangan tangan masih mampu mencekam mencengkeram
jantung
berdetak hati berderak
kau pekikkan
satu tekad:
MERDEKA.
Kau biarkan
di sekujur tubuhmu
luka nganga
bertaut sendiri
kau
korbankan milikmu, hidupmu
gugur
satu-satu.
Sebelum
sempat kukalungkan bunga di lehermu
aku sematkan
bintang jasa di dadamu
kau berlalu
tanpa meminta balas jasa.
Pahlawanku,
ijinkan aku
seka darah di luka tubuhmu
aku hapus
debu di telanjang kakimu
sebagai rasa
hormat dan terima kasihku.
Pahlawanku,
di atas
pusaramu
kutaburkan
wangi bunga-bunga
dan
kuteteskan haru air mata.
Kendal, Agustus ‘76
d. Tes
kesastraan tingkat analisis:
Konflik apa saja yang terjadi di dalam novel kawin laris?
e. Tes
kesastraan tingkat sintetis :
Tuliskan tema,alur, setting dan tokoh dalam novel kawin laris?
f. Tes
kesastraan tingkat penilaian :
Siswa di
tuntut mampu melakukan penilaian terhadap berbagai masalah kesastraan, baik
karya sastra dengan
unsur-unsurnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar