NAMA : SRI HANDAYANI M
NIM : 10533 5700 09
NIM : 10533 5700 09
.Tes kemampuan menulis
a. Tes kemampuan ingatan
:
Apakah yang di maksud dengan karangan argumentatif?
b. Tes kemampuan menulis tingkat pemahaman :
apa perbedaan antara karangan yang bersifat argumentative dan penerapan?
c. Tes kemampuan menulis tingkat penerapan :
Buatlah sebuah karangan yang bersifat argumentatif?
d. Catatan tes kemampuan menulis tingkatan analisis ke atas:
Buatlah makalah dengan topic(yang membahas)tentang kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah “?
Apakah yang di maksud dengan karangan argumentatif?
b. Tes kemampuan menulis tingkat pemahaman :
apa perbedaan antara karangan yang bersifat argumentative dan penerapan?
c. Tes kemampuan menulis tingkat penerapan :
Buatlah sebuah karangan yang bersifat argumentatif?
d. Catatan tes kemampuan menulis tingkatan analisis ke atas:
Buatlah makalah dengan topic(yang membahas)tentang kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah “?
TES KASASTRAAN
a. Tes
kesastraan tingkat ingatan :
Siapa
nama pengarang novel tuhan izinkan aku menjadi pelacur?
b. Tes
kesastraan tingkat pemahaman :
Buatlah synopsis cerita dari novel tuhan, izinkan aku menjadi pelacur?
c.
Tes kesastraan tingkat penerapan :
Ubahlah kata-kata/kalimat yang tidak baku menjadi kalimat baku di dalam
novel tuhan izinkan aku menjadi pelacur?
d. Tes
kesastraan tingkat analisis:
Konflik apa saja yang terjadi di dalam novel yuhan, izinkan aku menjadi
pelacur?
e. Tes
kesastraan tingkat sintetis :
Tuliskan unsure-unsur intrinsik dari novel tuhan, izinkan aku
menjadi pelacur?
f. Tes
kesastraan tingkat penilaian :
Bandingkan dari segi gaya bahasanya
antara novel Tuhan,
izinkan aku menjadi pelacur dengan novel Sang Pemimpi!
Materi Tes Kesastraan
TUHAN IZINKAN AKU MENJADI PELACUR!
Judul : Tuhan,
Izinkan Aku Menjadi Pelacur!
Penulis : Muhiddin M.
Dahlan
Penerbit : Scripta
Manent & Melibas, Jakarta
Cetakan : I, Oktober
2003
Cetakan : II, Maret
2007
Ukuran
: 11,5 x 18 cm
Tebal : 264 hlm; 12x19 cm
Memoar Luka Seorang Muslimah
Nidah kirani seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi
oleh jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk shalat,
baca Al-Quran, dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi ghirah kezuhudannya kerap dia hanya mengkomsumsi
roti ala kadarnya di sebuah pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu :
untuk menjadi muslimah yang beragaa secara khaffah.
Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisai
garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat Islam di Indonesia yang
diidealkannya bias mengantarkannya ber-Islam
secara khaffah, ternyata malah
merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap Tanya yang dia ajukan dijawab
dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali digugatnya kondisi itu, tapi hanya
kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti “
lari dari tanggung jawaba” dan “emoh” menjawab keluhannya.
Dalam keadaan kosong itulah ia terjerembab dalam dunia
hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free
sex dan mengkomsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku,
lihat aku Tuhan, akan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu!” katanya setiap kali
usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuil pun raut sesal. Dari
petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis
yang meniduri dan ditidurinya-baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan(islam)
yang selama ini lantang meneriakkan tegakknya moralitas. Bahkan terkuak pula
sisi gelap seorang dosen Kampus Matahari Terbit Yogyakarta yang bersedia
menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari
fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat Islam
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar