Nama : Ilham Zulhidayat Bursan
NIM : 10533567509
Sekolah : SMP ........
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Standar Kompetensi : Mendengarkan
1. Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pokok/
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
1. 1 Menyimpulkan isi berita yang
dibacakan dalam beberapa kalimat
|
Penyimpulan berita
|
o Mendengarkan berita
o Menuliskan pokok-pokok berita
o Memberikan tanggapan terhadap isi berita lewat diskusi
o Menyarikan pokok-pokok berita menjadi isi berita
o Menyimpulkan isi berita dalam satu alinea.
|
·
Mampu menunjukkan
pokok-pokok berita yang didengarkan
·
Mampu menyarikan pokok-pokok
berita menjadi isi berita
·
Mampu menyimpulkan isi
berita dalam satu alinea.
|
Tes tulis
|
Tes uraian
|
· Tuliskan minimal tiga pokok berita yang terdapat dalam rekaman berita
berikut ini!
·
Tunjukkan intisari
pokok-pokok beritanya!
· Tuliskan simpulan isi berita yang kamu dengarkan ke dalam satu alinea!
|
2 X 40’
|
TV/Radio
Kaset/CD berita
Teks Berita
|
1.2 Menuliskan kembali berita
yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat
|
Penulisan berita (yang
didengarkan)
|
o Mendengarkan berita yang dibacakan di radio/televisi
o Mendiskusikan pokok-pokok berita
o Menuliskan pokok-pokok berita yang-dikembangkan ke dalam beberapa kalimat
|
·
Mampu menemukan
pokok-pokok berita yang didengarkan melalui radio/televisi
·
Mampu menuliskan isi
berita yang didengar ke dalam beberapa kalimat
|
Tes tulis
|
Tugas rumah
|
·
Dengarlah berita di
... pada pukul ... malam nanti, kemudian tentukan pokok-pokok beritanya!
·
Tuliskan isi berita
yang kamu dengarkan ke dalam beberapa kalimat!
|
2 X 40’
|
TV/Radio
Kaset/CD berita
Teks berita
|
Naskah Berita Radio
In Jurnalistik Radio on May 20, 2007 at 1:11
pm
Oleh ASM. Romli
PENULISAN
naskah untuk disiarkan di radio secara teknis berbeda dengan cara penulisan di
media massa cetak. Perbedaan utamanya, naskah berita radio harus menggunakan
bahasa tutur atau bahasa percakapan (conversational langguage) dengan
mengunakan kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari dalam obrolan lisan
(spoken words).
Prinsip
Penulisan Secara umum, prinsip penulisan naskah berita radio antara lain
ringkas, jelas, sederhana dan mudah dimengerti, serta untuk diucapkan –bukan
untuk dibaca.
Untuk
memenuhi prinsip tersebut, kata-kata yang digunakan harus kata sederhana dan
umum digunakan, penekanan (stressing) pada kata-kata yang penting -seperti nama
atau istilah khusus, pembulatan angka-angka (misalnya 350.011 orang menjadi 350
orang lebih), pengucapan kata harus jelas, dan penggunaan kalimat aktif (misal:
ribuan mahasiswa memprotes pemerintah, bukan pemerintah diprotes ribuan
mahasiswa). Seringkali seorang penulis naskah (scriptwriter) atau editor berita
(news editor) sebuah stasiun radio hanya melakukan penulisan ulang (rewriting)
dalam menyiapkan naskah. Dengan begitu, ia hanya mengubah “bahasa media cetak
(bahasa tulis)” menjadi “bahasa media audio (bahasa lisan)”. Misalnya, Rp
20.000 = 20-ribu rupiah, Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) = Himpunan Mahasiswa Islam
-HMI, US$200 = 200 dolar Amerika Serikat.
Sekilas
Presenter Berita Presenter berita adalah orang yang membawakan atau
mengantarkan acara berita di televisi atau radio. Istilah ini biasa dipakai di
industri televisi/radio di Indonesia dan merupakan padanan “penyiar berita”
yang juga banyak dipakai di radio (id.wikipedia.org).
Secara
internasional dikenal tiga kategori penyaji berita, yakni pembaca berita
(newsreader), penyiar berita (newscaster), dan jangkar berita (anchor).
Pembaca
berita (newsreader) adalah pembawa acara yang berperan membacakan berita.
Tugasnnya membacakan naskah berita yang ditulis orang lain dan tidak punya
peran dalam peliputan berita.
Penyiar
berita (newscaster) adalah orang yang menyiarkan program berita dan ia juga
bekerja sebagai wartawan/reporter. Ia ikut serta dalam peliputan berita atau
produksi berita -turut membuat naskah berita yang akan dibacakannya. Istilah
ini digunakan untuk membedakan jurnalis aktif dari pembaca berita.
Jangkar
berita (news anchor) adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan materi
berita dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran
langsung. Istilah ini utamanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak
news anchor terlibat dalam penulisan dan/atau penyuntingan berita bagi program
mereka sendiri. News anchor juga mewawancara narasumber di studio atau memandu
program diskusi. Banyak juga yang menjadi komentator dalam berbagai program
berita. Istilah anchor (anchorperson, anchorman, atau anchorwoman)
diperkenalkan oleh produser CBS News, Don Hewitt.
Contoh
Naskah Berita untuk Radio: Mahasiswa Tuntut Pendidikan Gratis Mahasiswa yang
tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia –BEM UI,
kemarin berunjuk rasa di depan Gedung Departemen Pendidikan Nasional. Mereka
menuntut pendidikan gratis, setidak-tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan
pendidikan dasar.
Ketua
BEM UI –Ahmad Fathul Bari– mengatakan, pemerintah telah membuang uang negara,
dengan mengadakan berbagai acara dan spanduk peringatan hari pendidikan
nasional. Padahal, uang itu seharusnya dapat digunakan untuk kepentingan
rakyat.
Sebagaimana
diberitakan Tempo Interaktif, massa juga meminta pemerintah melaksanakan
konstitusi, yakni memenuhi anggaran 20 persen APBN bagi sektor pendidikan.
Mereka juga berharap, agar pemerintah dan DPR sadar, bahwa rancangan
undang-undang badan hukum pendidikan –RUUBHP– yang sedang dibahas, memiliki
spirit liberalisasi dan privatisasi lembaga pendidikan publik.*
Tukul
Diprotes Pelajar SD Muhammadiyah SurabayaPemandu program acara hiburan di salah
satu stasiun televisi swasta –Tukul Arwana, kemarin diprotes puluhan pelajar SD
Muhammadiyah 4, Pucang, Surabaya, saat
merayakan Hari Pendidikan Nasional di sekolahnya. Menurut seorang pelajar
–Fahrizal, cium pipi kanan-cium pipi kiri yang dilakukan Tukul itu, tidak
bermutu dan tidak bermoral, karena bukan muhrim.
Dikatakan
Fahrizal, adegan itu disengaja untuk menciptakan ‘virus’ baru, guna ditanamkan
kepada masyarakat. Bahkan bintang tamunya mengenakan pakaian yang tak layak
dipertontonkan. Jika tayangan seperti itu terus berlanjut, ia mengajak
teman-temannya untuk mematikan televisi.
Media
Indonesia On Line memberitakan, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4, Pucang,
Surabaya -Muhammad Sholihin– menuturkan, Tukul Arwana memang telah menjadi
ikon, sampai akhirnya jam tayang yang semula akhir pekan, menjadi setiap hari
Senin hingga Jumat. Bahkan jam tayang yang semula pukul setengah 11 malam,
diajukan menjadi jam setengah 10 malam. Solihin menambahkan, anak didiknya
tidak menolak acara tersebut, asalkan Tukul sebagai wong ndeso, sebaiknya tidak
merusak acaranya dengan cipika-cipiki, busana bintang tamu yang ‘mengumbar’
aurat, dan bahasa yang tak senonoh.*
Naskah
Asli: Mahasiswa Tuntut Pendidikan GratisRabu, 02 Mei 2007 14:24 WIB TEMPO
Interaktif, Jakarta:Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Indonesia (BEM UI) berunjuk rasa di depan Gedung Departemen
Pendidikan Nasional, Rabu siang. Mereka menuntut pendidikan gratis,
setidak-tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan
rendah harus diwajibkan, pendidikan teknik dan kejuruan secara umum harus
terbuka bagi semua orang dan pendidikan tinggi harus secara adil dapat diakses
oleh semua orang berdasarkan kepantasan.
Ketua
BEM UI, Ahmad Fathul Bari, mengatakan pemerintah telah membuang uang negara
dengan mengadakan berbagai acara dan spanduk peringatan hari pendidikan
nasional. Padahal, uang itu seharusnya dapat digunakan untuk kepentingan
rakyat. Massa yang berjumlah seratusan orang itu juga meminta pemerintah
melaksanakan konstitusi, yakni memenuhi anggaran 20 persen APBN bagi sektor
pendidikan. Mereka juga berharap agar pemerintah dan DPR sadar bahwa rancangan
undang-undang badan hukum pendidikan (RUUBHP) yang sedang dibahas memiliki
spirit liberalisasi dan privatisasi lembaga pendidikan publik. Rencananya, 20
orang mahasiswa akan berdialog dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro untuk
membahas tuntutan mereka.*
Tukul
Diprotes Pelajar SD Muhammadiyah Surabaya MIOL: Pemandu program acara hiburan
di salah satu stasiun televisi swasta, Tukul Arwana, Rabu, diprotes puluhan
pelajar SD Muhammadiyah 4, Pucang, Surabaya saat merayakan Hari Pendidikan
Nasional (Hardiknas) di sekolahnya. “Cipika-cipiki (cium pipi kanan-cium pipi
kiri) yang dilakukan Tukul itu tidak bermutu, tidak bermoral, karena bukan
muhrim,” ujar Fahrizal, pelajar kelas 5 SD Muhammadiyah 4, Pucang, Surabaya
dalam orasinya.
Adegan
itu, katanya, disengaja untuk menciptakan ‘virus’ baru untuk ditanamkan kepada
masyarakat. Bahkan bintang tamunya mengenakan pakaian yang tak layak
dipertontonkan.
“Kalau seperti itu, nanti kita akan matikan televisi-nya. Setuju….,” ucapnya, bersemangat, yang dijawab puluhan kawannya dengan terikan, “Setuju….”
“Kalau seperti itu, nanti kita akan matikan televisi-nya. Setuju….,” ucapnya, bersemangat, yang dijawab puluhan kawannya dengan terikan, “Setuju….”
Dalam
aksi tersebut, puluhan pelajar itu membentangkan poster yang antara lain
bertuliskan “Cipika-Cipiki Yang Bukan Muhrim… Nggak-lah”, “4 Mata atau 1.000
Mata Boleh Asal Jaga Akhlak”, “Sensor Adegan Perusak Moral” serta “Media-ku
Kami Butuh Acara Mendidik,” dan sebagainya. Selain itu, para pelajar juga
melakukan gerakan teatrikal berupa adegan peradilan class action dengan majelis
hakim ‘hati nurani’ dan masyarakat yang menggugat tayangan Banyak Mata secara
class action.
Secara
terpisah, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4, Pucang, Surabaya, M Sholihin SAg,
menuturkan, Tukul Arwana memang telah menjadi ikon, sampai akhirnya jam tayang
yang semula akhir pekan menjadi setiap hari Senin hingga Jumat. “Alasannya,
rating tayangan itu tinggi. Bahkan jam tayang yang semula pukul 22.30 WIB
diajukan menjadi 21.30 WIB, tapi mereka tak memperhitungkan bila anak anak dan
remaja pun menonton,” tegasnya. Ia menambahkan, anak didiknya tidak menolak
acara tersebut, asalkan Tukul sebagai wong ndeso sebaiknya tidak merusak
acaranya dengan cipika-cipiki, busana bintang tamu yang ‘mengumbar’ aurat, dan
bahasa yang tak senonoh.
Dalam
peringatan Hardiknas, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur menggelar
seminar yang memprotes sinetron remaja di mayoritas stasiun televisi yang
dinilai merusak moral remaja.
“Banyak sinetron yang berlatarbelakang sekolah dan remaja, tapi mata acaranya justru mengajarkan percintaan, perkelahian, dan gaya hidup hura-hura. Karena itu, kami minta pengelola media bersikap bijak,” ucap Ketua IMM Jatim, Sholikul Huda.*
“Banyak sinetron yang berlatarbelakang sekolah dan remaja, tapi mata acaranya justru mengajarkan percintaan, perkelahian, dan gaya hidup hura-hura. Karena itu, kami minta pengelola media bersikap bijak,” ucap Ketua IMM Jatim, Sholikul Huda.*
* ASM.
Romli. Tulisan ini dimaksudkan sebagai materi pendukung perkulian
“Jurnalistik Radio” Mahasiswa Jurnalistik Semester IV UIN Bandung (2007).
Soal KD I
1.
Jelaskan pokok-pokok berita yang telah di dengarkan!
2.
Tulislah pokok-pokok berita yang anda dengar menjadi
isi berita!
3.
Tulislah kesimpuan isi berita yang anda dengar
menjadi satu alinea!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar