Sabtu, 23 Juni 2012

NAMA: MUH. SALEH N
NIM: 105335696 09
KLS:VI.D

SILABUS PEMBELAJARAN  



Sekolah                                   : ...................................
Mata Pelajaran                     : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester                      : X /1 (Satu)
Standar Kompetensi           : Membaca
          2. Antologi puisi


Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik Penilaian
Bentuk
 Instrumen
Contoh
Instrumen
2.1 Mengenali ciri ciri umum puisi dari buku antologi puisi

Pengenalan ciri ciri umum puisi
·   Membaca puisi puisi dalam buku antologi puisi,kemudian ber tanya jawab untuk mendata hal hal yang khusus dari puisi puisi antologi
·   Mendiskusikan ciri ciri puisi
·   Menyimpulkan pesan yang terdapat di dalam suatu puisi
·   Mampu mendata hal hal yang bersifat khusus dari puisi puisi antologi
·   Mampu mengidentifikasi ciri-ciri umum puisi yang terdapat di dalam  antologi puisi
·   Mampu mengemukakan pesan yang terdapat dalam puisi

Tes praktik
·    tugas individu

·   uraian
·  bacalah sebuah antologi puisi lalu buatlah laporan yang berisi data hal-hal yang khusus dari setiap puisi, kemudian simpulkan ciri umum puisi dari antologi tersebut
·  tentukanlah pesan yang terdapat dalam puisi tersebut



4X40’
·       antologi puisi
v  Karakter siswa yang diharapkan :        Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )





 

Materi pembelajaran
Buku antologi puisi adalah buku yang berisi kesimpulan karya tulis baik itu sastra maupun yang disusun oleh seorang pengarang atau beberapa pengarang.
A.       Pengertian Puisi Pengertian dan Unsur-unsur Puisi (Teori)
Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima dan irama sebagai media penyampaian untuk membuahkan ekspresi, ilusi dan imajinasi. Dalam puisi keindahan ilusi, penataan unsur bunyi juga merupakan gambaran gagasan penciptanya/penyairnya. Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

CIRI CIRI PUISI
·         Diksi, pemilihan kata sangat erat kaitannya dengan hakikat puisi yang penuh pemadatan. Oleh karena itu, penyair harus pandai memilih kata-kata. Penyair harus cermat agar komposisi bunyi rima dan irama memiliki kedudukan yang sesuai dan indah. Selain itu, Tarigan (2011:29) mengemukakan diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penyair. Pilihan kata yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek, dan nada dalam suatu puisi.

·         Citraan, merupakan penggunaan bahasa untuk menggambarkan objek-objek, tindakan, perasaan, pikiran, ide, pernyataan, pikiran dan setiap pengalaman indera atau pengalaman indera yang istimewa. Dalam hal ini yang dimaksud adalah citraan yang meliputi gambaran angan-angan dan pengguna bahasa yang menggambarkan angan-angan tersebut, sedangkan setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji. Secara spesifik Tarigan (2011:31) dalam menciptakan karya penyair berusaha membangkitkan pikiran dan perasaan para penikmat sehingga merekalah yang benar-benar mengalami peristiwa dan perasaan tersebut. Penyair berusaha agar penikmat dapat melihat, merasakan mendengar, dan menyentuh apa yang ia alami dan rasakan.

·         Kata-kata konkret, merupakan kata yang dapat melukiskan dengan tepat, membayangkan dengan jitu apa yang hendak dikemukakan oleh pengarang. Tarigan (2011:32) mengungkapkan salah satu cara membangkitkan daya bayang imajianasi para penikmat puisi adalah menggunakan kata-kata yang tepat, kata yang dapat menyarankan suatu pengertian secara menyeluruh.

·         Bahasa figuratif, untuk memperoleh kepuitisan, penyair menggunakan bahasa figuratif, yaitu bahasa kiasan atau majas. Menurut Endraswara (2011:73) terdapat dua macam bahasa kiasan atau stilistik kiasan, yaitu gaya retorik dan gaya kiasan. Gaya retorik meliputi eufemisme, paradoks, tautologi, polisndeton, dan sebagainya. Sedangkan gaya kiasan amat banyak ragamnya antara lain alegori, personifikasi, simile, sarkasme, dan sebagainya.


·         Rima dan ritma, merupakan pengulangan bunyi dalam puisi. Dengan pengulangan bunyi tersebut, puisi menjadi merdu bila dibaca. Bentuk-bentuk rima yang paling sering muncul adalah aliterasi, asonansi, dan rima akhir. Bunyi-bunyi yang berulang, pergantian yang teratur, dan variasi-variasi bunyi menimbulkan suatu gerak yang teratur. Gerak yang teratur tersebut di sebut ritma atau rhythm. Tarigan (2011:35) mengatakan rima dan ritma memiliki pengaruh untuk memperjelas makna puisi. Dalam kepustakaan Indonesia, ritme atau irama adalah turun naiknya suara secara teratur, sedangkan rima adalah persamaan bunyi.


Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
  • Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
  • Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
  • Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
  • Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
  • Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
  • Intonasi atau lagu suara
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
1.      Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
2.      Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
3.      Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

Contoh puisi
Samudera
Diri manusia adalah samudra
dalam dan luas
malaekat dan setan membunyikan
genderang perang
berkejaran di atas ombak-ombak
terpental kepantai lantas
menggapai langit
dengan jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
A. Tema
Tema yang terkandung dalam puisi yang berjudul Samudra ini adalah tema kemanusiaan. Penulis berpendapat bahwa yang diceritakan penyair dalam puisi tersebut adalah tentang luasnya jiwa manusia yang disimbolkan oleh samudra, “diri manusia adalah samudra dalam dan luas” tetapi walau demikian jiwa manusia yang luas tersebut tidak luput dari godaan setan “malaikat dan setan membunyikan gendering perang”, hal ini adalah sebuah kode aksian tentang bagai mana gejolak yang terjadi dalam jiwa manusia, konflik batin yang ditimbulkan oleh bisikan setan dan malakat. Terkadang jiwa manusia menang sebab bisikan malaikat lebih kuat jika dibandingkan dengan bisikan setan tetapi terkadang sebaliknya.
berkejaran di atas ombak-ombak
terpental kepantai lantas
menggapai langit
dengan jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
B. Perasaan (feeling)
Puisi ini menggambarkan pemahaman penyair terhadap situasi jiwa manusia, pandangan penyair terhadap bisikan-bisikan hati manusia yang mempengaruhi prilaku manusia. Penyair memahami bagaimana setan dan malaikat mempengaruhi jiwa manusia. Malaikat mempengaruhi manusia agar selalu ada di jalan-Nya, sedangkan setan menjerumuskan manusia agar ingkar terhadap firman-Nya. Kadang jiwa manusia mampu mengusir segala bisikan setan yang dapat menjerumuskannya tetapi terkadang manusia malah mengikuti hawa nafsunya, ketika itulah setan merasa menang.
C. Nada dan Suasana
Nada yang terlihat dalam puisi di atas adalah bahwa penyair berlaku sebagai seorang teman pembaca yang bercerita tentang keadaan jiwanya atau jiwa pembaca, bahkan seluruh jiwa umat manusia. Penyair tidak berlaku sebagai seorang guru, bahkan penyair seolah tidak leluasa dalam membagi pengalamannya. Hal terlihat dalam: “satu kalah…satu menang”, penulis berpendapat bahwa penyair sebenarnya ingin menyampaikan bahwa sesungguhnya manusia lebih sering menuruti kehendak setan dari pada kehendak malaikat.
Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah bahwa kita harus mengetahui bahwa dalam menjalani kehidupan tidaklah semudah yang sering kita bayangkan. Pembaca seharusnya menyadari bahwa dalam mengarungi kehidupan
D. Pesan (Amanat)
Pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi tersebut adalah bahwa dalam diri manusia terdapat jiwa yang teramat luas sehingga diperlukan kontrol. Sejak jaman Adam sampai saat ini setan selalu datang membisikan ke dalam dada manusia agar ingkar dari jalan-Nya, oleh sebab itu, manusia memerlukan kendali untuk melawan bisikan tersebut.
satu kalah
satu menang
Potongan bait ini menjelaskan keadaan jiwa manusia, kadangkala manusia mampu melawan bisikan setan tersebut, dan terkadang pula sebaliknya, manusia terjerumus oleh bisikan setan. Sekali lagi manusia memerlukan sebuah benteng untuk melawan bisikan setan tersebut. Satu-satunya jalan untuk melawan bisikan setan adalah dengan memegang erat ajaran agama.

Tuhan Telah Menegurmu
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang berguncang
deru angin yang meraung-raung kencang
hujan dan banjir yang melintang pukang
adakah kau dengar?

Api dan Air
Api dan air tak pernah menyatu
Tapi saling membantu
Api dan air mengapit cinta;
Membenihkan kasih sayang
Membenihkan pula luka
Dan duka di bumiNya.
Soal
1.      Buatlah laporan dari antologi puisi yang telah dibacakan ?
2.      Sebutkan ciri-ciri umum puisi?
3.      Sebutkan pesan apa yang terkandung dalam puisi tersebut?



Tujuan Pembelajaran Khusus yang memuat empat criteria

1.      Siswa dapat  mendata hal yang bersifat khusus dari puisi dalam antologi
2.      Siswa dapat  mengidentifikasi cirri-ciri umum puisi yang terdapat di dalam antologi puisi
3.      Siswa dapat menyebutkan pesan yang terkandung dalam puisi tersebut.


Tujuan
Nomor butir soal
Jumlah
Tujuan 1
Tujuan 2
Tujuan 3
1
2
3

1
1
1
Jumlah

3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar