NAMA : INDAH AYUNING
FEBRIANA
NIM : 10533 5708 09
KLS : VI.D
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Negeri 2
Makassar
Mata pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII
(Delapan) / 2 (Dua)
Standar Kompetensi :
Membaca
15.
Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi
8.
mpotensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Kegiatan pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilayan
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
||
|
|
|
|
Teknik Penilayan
|
Bentuk Instrumen
|
Contoh Instrumen
|
||
15.1 Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel
(asli atau terjemahan)
|
Cara menjelaskan alur,
pelaku, dan latar novel serta implementasi- nya
|
o Siswa membaca
kutipan novel terjemahan untuk
mendiskusikan alur, pelaku, dan latar dalam kutipan novel terjemahan serta
menyimpulkan keterkaitan alur, pelaku, dan latar
Membaca buku novel
terjemahan, kemudian menganalisis alur cerita, pelaku, dan latar novel terjemahan
|
· Mampu menentukan
karakter tokoh dengan bukti yang meyakinkan
· Mampu menentukan latar
novel dengan bukti yang faktual
· Menganalisis
keterkaitan antar-unsur intrinsik dalam novel terjemahan
|
Penugasan individual/ke-lompok
|
Proyek
|
§ Bacalah sebuah novel
terjemahan kemudian tentukanlah karakter tokoh-tokohnya!
§ Buatlah laporan tentang
alur ceritanya, pelaku, dan latar novel disebut.
Analisislah keterkaitan alur cerita, pelaku, dan
latarnya!
|
4
X 40
|
§ Bacalah sebuah novel
terjemahan kemudian tentukanlah karakter tokoh-tokohnya!
Buatlah laporan tentang alur ceritanya,
|
v Karakter
siswa yang diharapkan : dapat dipercaya (trustworthnes)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
|
|
|
|
|
|
Sekolah : SMP Negeri 2 Makassar
Mata pelajaran :
Bahasa
Indonesia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 (Dua)
A. Standar Kompetensi
13. Memahami
unsur intrinsik novel remaja ( asli/ terjemahan) yang dibaca
B. Kompetensi Dasar
13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja ( asli/
terjemahan) yang dibaca
C. Tujuan
Pembelajaran
Siswa mampu:
1). mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel. (NK: Kerja keras, kreatif)
2). mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/ alasan yang jelas/ logis. (NK: Kerja keras, kreatif, mandiri)
Materi
Pembelajaran
1). Jenis – jenis tokoh cerita dan karakter tokoh
a. Jenis tokoh : 1. Tokoh Utama
2. Tokoh Sampingan
b. Karakter tokoh : Antagonis
= Jahat, jelek
Protagonis
= Baik
Tritagonis
= Penengah
2). Cara menemukan karakter tokoh dalam cerpen/novel:
·
Melalui
pernyataan langsung dari pencerita terhadap tokoh
·
Melalui dialog, jalan pikiran, dan
perbuatan tokoh dalam menghadapi peristiwa.
·
Melalui interaksi antartokoh dalam keseluruhan cerita
3). Soal
Bacalah penggalan novel berikut,
jawablah pertanyaan dibawah ini !
Sebenarnya, sejak Sekar remaja bahkan
sampai di perguruan tinggi dan kemudian bekerja sebagai guru, ia cukup banyak
disukai di dalam pergaulan. Kehadirannya selalu diterima dengan senang hati
karena ia memiliki banyak sifat yang menyenangkan. Tetapi di dalam masalah yang
teramat peka, yaitu masalah cinta, Sekar mempunyai masalah tersendiri yang tak
mungkin dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sudah sejak dulu ia selalu
bertanya-tanya sendiri mengapa dirinya tidak seperti gadis-gadis lain yang
mengalami jatuh cinta beberapa kali dalam kehidupan remajanya. Entah itu cinta
monyet entah pula cinta yang bukan pula cinta monyet sekalipun. Betapapun
kuatnya daya tarik yang terpancar dari teman-teman lelakinya, hatinya tetap
saja tegar tak bergerak. Bahkan tetap demikian meski ia telah menjadi mahasiswi
di Yogya. Padahal ada beberapa pemuda yang menaruh hati kepadanya. Dua
diantaranya malahan sudah hampir meraih gelar kesarjanannya.
Mula-mula Sekar menyangka kebekuan
hati itu diakibatkan tumpukan kehati-hatiannya. Kehati-hatian sebagai hasil
internalisasi dari simboknya yang berulang-ulang menekankan kehati-hatian
ekstra, khusus untuk diri Sekar.
“Ingat,
Nak. Kau itu cantik dan menarik. Menilik asal-usulmu, orang akan memiliki
kecenderungan untuk lebih mempermainkan dirimu daripada sungguh-sungguh!”
Begitu yang sering diucapkan oleh simboknya. Lebih-lebih apabila memergoki
surat di tangan Sekar.
Kini
ketika bertemu kembali dengan Joko sesudah lebih tujuh tahun tidak bertemu,
tahulah Sekar biang keladi apa yang menyebabkan hatinya begitu beku terhadap
daya tarik pemuda-pemuda lain. Dan kenyataan itu sungguh menyakitkan bersamaan
dengan munculnya kesadaran bahwa ia jatuh cinta kepada Joko, timbul juga
kesadaran lain. Ia hanyalah seekor katak yang merindukan rembulan. Tak lebih
dari itu!
Sudah
sejak Sekar mulai besar, dirinya terlihat dalam ambiguitas yang tak pernah
usai. Ia tahu bahwa dirinya datang dari golongan rakyat kebanyakan. Orang
bilang, rakyat kecil. Kelas masyarakat bawah. Bukankah ibunya seorang pembantu
rumah tangga yang datangnya ke dalam rumah tangga Ibu Suryokusumo itu karena
kemauan sendiri? Karena keinginan orang tuanya untuk memasukkan anak gadisnya
yang masih kecil itu supaya masuk ke dalam kehidupan ‘orang-orang terhormat,’
orang –orang yang konon darahnya biru?
Dari
Simboknya, Sekar tahu bahwa kakeknya dulu adalah seorang petani. Untuk ukuran
masyarakat desa pada waktu itu, kakek Sekar termasuk orang yang berkecukupan.
Justru karena itulah Simbok Sekar tidak perlu harus ikut menyangga beban
ekonomi keluarga dengan jalan ikut pergi ke sawah atau pun ke ladang. Ambisi
kakek Sekar sebagaimana juga ambisi kebanyakan orang-orang desa yang hidupnya
sedikit dia atas rata-rata, adalah membawa anak gadisnya terutama yang
tercantik, ke lingkungan yang dianggap lebih terhormat. Kalau tidak dapat di
suwitokan (mengabdi) ke balik dinding keraton, ya dibalik kaum bangsawan atau
priyayi. Entah sebagai abdi dalem, penari, penyanyi atau apa saja asal dapat
mengabdi kepada Gusti Ratu. Sukur-sukur kalau ada pangeran atau malah Gusti
sendiri yang mau menjadikannya sebagai selir. Pikiran picik orang-orang desa
yang berorientasi ke arah keraton itu membawa pengertian bahwa menjadi selir
atau bahkan cuma menjadi lelangenan (orang yang disayang dalam arti tertentu)
raja, merupakan anugerah yang menaikkan derajat keluarga. Konon akibat cara
berpikir yang seperti itu, beberapa puluh tahun lalu jika para pangeran sedang
berjalan-jalan dengan kudanya ke pelosok-pelosok kampung, mereka yang mempunyai
anak gadis yang sedikit manis saja, selalu berusaha ‘memajang’ si gadis. Entah
dengan cara pura-pura sibuk menyiram tanaman di halaman depan atau momong
adik-adiknya. Tentu saja cara mereka memajang itu tidak tampak menyolok namun
para pangeran atau bangsawan muda itu mengetahuinya. Mereka sendiri pun tidak
hanya mencari angin saja di atas kudanya itu sebab mata mereka seringkali
melirik ke kiri atau ke kanan. Dan kalau kebetulan ada yang menarik hatinya,
pastilah beberapa hari kemudian rumah si gadis itu akan kedatangan utusan untuk
mematangkan ‘cinta’ kilat itu.
Memang
bagi mereka yang memiliki wawasan lebih luas, keadaan itu terasa menoreh
perasaan. Norma-norma moral seperti terabaikan. Dan nilai-nilai
keindahan tersingkirkan. Bahkan martabat seorang wanita seperti tercampakkan.
Nilai atau harga seorang wanita akan menjadi naik apabila tersentuh, apabila
jika disukai oleh pangeran-pangeran dari balik dinding keraton itu. Apalagi
kalau pangeran itu seorang putra mahkota.
Kakek
Sekar pun memiliki ambisi semacam itu. Ya, hanya semacam itu sebab dorongan
utamanya bukan karena ingin melihat anak gadisnya berkulit putih bersih itu
menjadi selir seorang pangeran melainkan karena ingin melihat si gadis itu
menjadi lebih ‘beradab’. Tahu sopan santun, tahu aturan dan semacam itu.
Beruntung bahwa Simbok Sekar yang pada waktu itu masih sebagai gadis kecil,
diterima bangsawan tinggi kerabat keraton yang memiliki sikap hidup yang
bersih. Gadis desa berkulit bersih berambut hitam tebal itu tidak pernah
‘dipakainya’ melainkan diberikannya kepada anak gadisnya untuk dijadikan
pelayan pribadinya. Ketika gadis itu menikah, Simbok Sekar dibawanya. Begitulah
simbok Sekar menjadi bagian dari kehidupan Ibu Suryokusumo hingga kini, setelah
keduanya sama-sama menjadi tua.
Dengan
demikian, Sekar pun ikut terbawa masuk di dalam lingkup kehidupan Ibu
Suryokusumo. Hanya bedanya, kalau simboknya dulu hanya belajar membaca,
menulis, dan meraih ilmu ‘peradaban’, Sekar yang hidup di alam kemerdekaan itu
mendapat kesempatan yang lebih jauh dan luas di bidang pendidikan. Tetapi
meskipun demikian asal-usul dirinya sebagai seorang anak pelayan, masih saja
melekat pada dirinya. Seolah sebuah benda yang terlontar jauh tetapi talinya
tak terlepas dari tonggaknya!
2. Jawablah pertanyaan berikut
berdasarkan penggalan novel yang telah dibacakan!
a. Sebutkan pokok-pokok persoalan yang dibahas
dalam penggalan novel yang dibacakan!
1)
.................................................................................................................................................
2)
...................................................................................................................................................
3) ..................................................................................................................................................
4)
...................................................................................................................................................
b. Sebutkan tokoh dan karakternya
dalam penggalan novel yang dibacakan!
1)
......................................................................................................................................................
2) ....................................................................................................................................................
3) ....................................................................................................................................................
4)
......................................................................................................................................................
c. Tentukan amanat penggalan novel
yang dibacakan!
1)
...........................................................................................................................................
2) ...................................................................................................................................................
3)
.......................................................................................................................................
d. Tentukan sikap dan tingkah laku
yang layak dicontoh dalam penggalan novel yang dibacakan!
.......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
e.
Tentukan sikap dan tingkah laku yang
tidak layak dicontoh dalam penggalan novel yang dibacakan !
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Nama: Winda septiani
Nim : 10533571109
SILABUS BAHASA
INDONESIA
Standar kompetensi :
Mendengarkan
1.3.
Memahami unsur instrinsik cerpen yang dibacakan
Kompetensi dasar
|
Materi
pembelajaran
|
Kegiatan
pembelajaran
|
Indikator
pencapaian
|
Penilaian
|
waktu
|
Sumber belajar
|
Karaktek
|
||
Teknik penilaian
|
Bentuk instrumen
|
Contoh instrumen
|
|||||||
13.1
Mengidentifikasi karakter tokoh cuplikan cerpen
yang dibacakan
|
Pengidentifikasian
karakter tokoh
|
·
Mendengarkan pembacaan cerpen kemudian bertanya-jawab mengenai tokoh-tokoh
dalam cerpen
·
Mendata tokoh dalam cerpen
·
Mengidentifikasi karakter tokoh yang disertai dengan bukti
/ alasan yang logis
|
·
Mampu mendata tokoh dalam cuplikan cerpen dengan benar
·
Mampu mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan
bukti / alasan yang logis
|
Tes tulis
|
Tes lisan
|
·
Tunjukan tokoh yang terdapat dalam cuplikan cerpen
·
Tentukan karakter tokoh disertai bukti/ alas an yang logis
dalam cerpen yang kamu dengar!
|
2 x 40’
|
Buku teks cerpen
|
Berfikir logis
|
13.2
Menjelaskan tema
dan latar cuplikan cerpen yang dibacakan
|
Penjelasan tema
dan latar cuplikan cerpen
|
·
Mendengarkan pembacaan cerpen terjemahan
·
Bertany-jawab mengenai ide-ide utama dalam cuplikan cerpen
·
Bertanya-jawab mengenai macam-macam latar
·
Menganalisis latar cerpen
|
·
Mampu menyimpulkan tema
·
Mampu mendata latar-latar yang ada dalam cuplikan cerpen
|
Tes tulis
|
Tes
lisan
|
· Tulis tema cerpen
yang kamu dengarkan !
· Tulislah latar
disertai dengan bukti cerpen yang kamu dengarkan
|
4 x40’
|
Buku teks cerpen
|
Ingin tahu
|
Cerpen
adalah karya sastra prosa yang mengungkapkan kisah kehidupan seseorang tentang
kejadian dalam waktu tertentu.
Unsur
Pembangun Karya Sastra Cerpen
A. Unsure
intrinsik
1. Tema,
yaitu sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan yang akan disampaikan pengarang
dalam cerpen. Tema biasanya diambil dari dunia sekitar pengarang, baik yang
dialami sendiri maupun oleh orang lain. Masalah yang bias digali menjadi tema,
misalnya: masalah cinta, kasih sayang, sosial, budaya, agama, romantika
keluarga, bahkan masalah misteri.
2. Penokohan,
yaitu gambaran fisik maupun sifat-sifat tokoh:
a)
Berdasarkan sifatnya, penokohan terbagi
atas:
· Protagonis,
yaitu tokoh yang berwatak baik
· Antagonis,
yaitu tokoh yang berwatak jahat
· Tritagonis,
yaitu tokoh yang berwatak membantu atau melerai tokoh protagonist dan antagonis
b)
Sedangkan berdasarkan fungsi/ peran
dalam cerita penokohan terbagi atas:
· Tokoh
utama/ sentral, yaitu tokoh yang menjadi pusat cerita
· Tokoh
pembantu,yaitu tokoh yang nendukung jalannya cerita
· Tokoh
figuran, yaitu tokoh yang fungsinya hanya sebagai pelengkap
3. Setting/
latar, yaitu keterangan mengenai waktu, ruang/ tempat, dan suasana peristiwa.
Robohnya
Surau Kami karya A.A. Navis
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan
datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat
pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan
kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke
jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di
depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran
mandi. Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang
biasanya duduk di sana dengansegala tingkah ketuaannya dan ketaatannya
beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang
memanggilnya Kakek. Sebagai penajag surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia
hidup dari sedekah yang dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia
mendapat seperempat dari hasil pemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan sekali
setahun orang-orang mengantarkan fitrah Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak
begitu dikenal. Ia lebih di kenal sebagai pengasah pisau. Karena ia begitu
mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang
ia tak pernah minta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang minta tolong
mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang
laki-laki yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi
yang paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasihdan sedikit senyum.
Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering suka mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari.
Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankan suatu kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya. Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak di jaga lagi.
Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal kebenarannya. Beginilah kisahnya.
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu. Kemudian aku duduk disampingnya dan aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek, "Pisau siapa, Kek?"
"Ajo Sidi."
"Ajo Sidi?"
Kakek tak menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Tapi ini jarang terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai pembual, sukses terbesar baginya ialah karena semua pelaku-pelaku yang diceritakannya menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pameo akhirnya. Ada-ada saja orang-orang di sekitar kampungku yang cocok dengan watak pelaku-pelaku ceritanya. Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan menjadi pemimpin berkelakuan seperti katak itu, maka untuk selanjutnya pimpinan tersebut kami sebut pimpinan katak.
Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatang Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. "Apa ceritanya, Kek?"
"Siapa?"
"Ajo Sidi."
"Kurang ajar dia," Kakek menjawab.
"Kenapa?"
"Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggoroh tenggorokannya."
"Kakek marah?"
"Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal."
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya lagi Kakek, "Bagaimana katanya, Kek?"
Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulang-ulang bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, "Kau kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua, bukan? Terkutukkah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?"
Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membuka mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri.
"Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah kataku bila aku menerima karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila aku terkejut. Masya Allah kataku bila aku kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk."
Ketika Kakek terdiam agak lama, aku menyelakan tanyaku, "Ia katakan Kakek begitu, Kek?"
"Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya."
Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi belas kepadanya. Dalam hatiku aku mengumpati Ajo Sidi yang begitu memukuli hati Kakek. Dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir bertanya. Dan akhirnya Kakek bercerita lagi.
"Pada suatu waktu, ‘kata Ajo Sidi memulai, ‘di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang yang diperiksa. Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang yang diperiksa itu ada seirang yang di dunia di namai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan di masukkan ke dalam surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masuk ke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan ‘selamat ketemu nanti’. Bagai tak habis-habisnya orang yang berantri begitu panjangnya. Susut di muka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifat-Nya.
Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga ia menyembah Tuhan. Lalu Tuhan mengajukan pertanyaan pertama.
‘Engkau?’
‘Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.’
‘Aku tidak tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya buat engkau di dunia.’
‘Ya, Tuhanku.’
‘apa kerjamu di dunia?’
‘Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku.’ ‘Lain?’
‘Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Mu.’
‘Lain.’
‘Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain daripada beribadat menyembah-Mu, menyebut-nyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu, ketika aku sakit, nama-Mu menjadi buah bibirku juga. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-Mu untuk menginsafkan umat-Mu.’
‘Lain?’
Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah menceritakan segala yang ia kerjakan. Tapi ia insaf, pertanyaan Tuhan bukan asal bertanya saja, tentu ada lagi yang belum di katakannya. Tapi menurut pendapatnya, ia telah menceritakan segalanya. Ia tak tahu lagi apa yang harus dikatakannya. Ia termenung dan menekurkan kepalanya. Api neraka tiba-tiba menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Dan ia menangis. Tapi setiap air matanya mengalir, diisap kering oleh hawa panas neraka itu.
‘Lain lagi?’ tanya Tuhan.
‘Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya, o, Tuhan yang Mahabesar, lagi Pengasih dan Penyayang, Adil dan Mahatahu.’ Haji Saleh yang sudah kuyu mencobakan siasat merendahkan diri dan memuji Tuhan dengan pengharapan semoga Tuhan bisa berbuat lembut terhadapnya dan tidak salah tanya kepadanya.
…………………………………………………………………………………………………
Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering suka mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari.
Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankan suatu kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya. Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak di jaga lagi.
Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal kebenarannya. Beginilah kisahnya.
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu. Kemudian aku duduk disampingnya dan aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek, "Pisau siapa, Kek?"
"Ajo Sidi."
"Ajo Sidi?"
Kakek tak menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Tapi ini jarang terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai pembual, sukses terbesar baginya ialah karena semua pelaku-pelaku yang diceritakannya menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pameo akhirnya. Ada-ada saja orang-orang di sekitar kampungku yang cocok dengan watak pelaku-pelaku ceritanya. Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan menjadi pemimpin berkelakuan seperti katak itu, maka untuk selanjutnya pimpinan tersebut kami sebut pimpinan katak.
Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatang Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. "Apa ceritanya, Kek?"
"Siapa?"
"Ajo Sidi."
"Kurang ajar dia," Kakek menjawab.
"Kenapa?"
"Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggoroh tenggorokannya."
"Kakek marah?"
"Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal."
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya lagi Kakek, "Bagaimana katanya, Kek?"
Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulang-ulang bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, "Kau kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua, bukan? Terkutukkah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?"
Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membuka mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri.
"Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah kataku bila aku menerima karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila aku terkejut. Masya Allah kataku bila aku kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk."
Ketika Kakek terdiam agak lama, aku menyelakan tanyaku, "Ia katakan Kakek begitu, Kek?"
"Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya."
Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi belas kepadanya. Dalam hatiku aku mengumpati Ajo Sidi yang begitu memukuli hati Kakek. Dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir bertanya. Dan akhirnya Kakek bercerita lagi.
"Pada suatu waktu, ‘kata Ajo Sidi memulai, ‘di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang yang diperiksa. Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang yang diperiksa itu ada seirang yang di dunia di namai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan di masukkan ke dalam surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masuk ke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan ‘selamat ketemu nanti’. Bagai tak habis-habisnya orang yang berantri begitu panjangnya. Susut di muka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifat-Nya.
Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga ia menyembah Tuhan. Lalu Tuhan mengajukan pertanyaan pertama.
‘Engkau?’
‘Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.’
‘Aku tidak tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya buat engkau di dunia.’
‘Ya, Tuhanku.’
‘apa kerjamu di dunia?’
‘Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku.’ ‘Lain?’
‘Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Mu.’
‘Lain.’
‘Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain daripada beribadat menyembah-Mu, menyebut-nyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu, ketika aku sakit, nama-Mu menjadi buah bibirku juga. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-Mu untuk menginsafkan umat-Mu.’
‘Lain?’
Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah menceritakan segala yang ia kerjakan. Tapi ia insaf, pertanyaan Tuhan bukan asal bertanya saja, tentu ada lagi yang belum di katakannya. Tapi menurut pendapatnya, ia telah menceritakan segalanya. Ia tak tahu lagi apa yang harus dikatakannya. Ia termenung dan menekurkan kepalanya. Api neraka tiba-tiba menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Dan ia menangis. Tapi setiap air matanya mengalir, diisap kering oleh hawa panas neraka itu.
‘Lain lagi?’ tanya Tuhan.
‘Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya, o, Tuhan yang Mahabesar, lagi Pengasih dan Penyayang, Adil dan Mahatahu.’ Haji Saleh yang sudah kuyu mencobakan siasat merendahkan diri dan memuji Tuhan dengan pengharapan semoga Tuhan bisa berbuat lembut terhadapnya dan tidak salah tanya kepadanya.
…………………………………………………………………………………………………
Soal :
1. Tunjukanlah tokoh pada carpen di
atas !
2. Tuliskan karakter tokoh disertai
bukti yang logis pada verpen yang kamu dengar!
3. Tuliskan tema cerpen yang kamu
dengarkan!
4. Tuliskan latar disertai dengan bukti
pada cerpen yang kamu dengarkan!
Nama : Nurul Angraini
Nim : 105 33 5719 09
Kelas : VI D
Sekolah : SMP NEGERI 1 MA’RANG
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX (sembilan) / 2 (dua)
Standar
Kompetensi : Membaca
Memahami novel dari berbagai
angkatan
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
15.1
mengidentifikasi kebiasaan,adat, etika,yang terdapat dalam novel angkatan
20-30an
|
cara
mengidentifikasikan novel dan implementasinya
|
-
Membaca novel angkatan 20-30an
-
Berdiskusi untuk menentukan
kebiasaan, adat, dan etika yang
terdapat di dalam novel
-
Mengaitkan isi novel dengan kehidupan
nyata masa kini
|
-
Mampu mendata kebiasaan, adat, etika,
yang terdapat dalam novel
-
Maapu mengaitkan isi novel dengan
kehidupan masa kini
|
Penugasan
individual/kelompok
|
Proyek
|
Bacalah
novel angkatan 20-30an kemudian buatlah laporan yang memuat kebiasaan, adat,
dan etika yang terdapat di dalam novel dan kaitkan isi novel dengan kehidupan
nyata sekarang.
|
4x40
|
Novel
Buku
referensi
|
v
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
|
Sekolah : SMP NEGERI 1 MA’RANG
Mata
Pelajaran : Bahsa Indonesia
Standar
Kompetensi : Berbicara
Mengungkapkan
tanggapan terhadap pementasan naskah drama
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
instrumen
|
||||||
14.1
membahas pementasan drama yang naskahnya ditulis oleh siswa
|
Pembahasan
pementasan drama
|
-
Mendiskusikan unsur-unsur drama
sebagai kerangka pembahasan pementasan drama
-
Meonton pementasan drama teman
-
Membahas pementasan drama teman
|
-
Mampu menentukan unsur-unsur drama
-
Mampu membahas pementasan drama
melalui kegiatan diskusi
|
Observasi
|
Lembar
observasi
|
-
Penentuan unsur-unsur yang dibahas dalam
pementasan drama: tepat/kurang tepat.
-
Pembahasan pementasan drama intonasi:
amat baik/baik/cukup/kurang.
|
2x40
|
Drama
siswa
Buku
teks
|
v Karakter
siswa yang diinginkan : Dapat dipercaya (Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian(respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
Berani (courage)
|
MATERI
MENGIDENTIFIKASI
KEBIASAAN, ADAT, ETIKA
DALAM NOVEL ANGKATAN 20-30AN
Novel-novel
di indonesia sudah terbit sejak tahun
20-30an tepatnya tahun 1920. Yaitu diawali dengan muncul novel Azab dan
Sengsara karya Merari Siregar, setelah kurun waktu tersebut novel-novel pasti
memiliki ciri dan nilai-nilai sejarah tergantung dalam karya sastra. Perlu
kalian ketahui, sastra di Indonesia memiliki periode sastra yaitu:
1.
Periode 1920 - 1933 (Angkatan Balai Pustaka)
2.
Periode 1933 – 1942 (Angkatan
Pujangga Baru)
3.
Periode 1942 – 1953 (Angkatan
45)
4.
Periode 1957 – 1961
5.
Periode 1961 – 1975 Periode
1975 – 1980 (Cerita rekaan mutakhir)
Pada materi ini kalian akan mempelajari tentang kebiasaan, adat, dan
etika dalam novel angkatan 20-30an. Seperti yang telah kalian ketahui bahwa
setiap periode sastra ditulis berdasarkan latar belakang tradisi yang terdapat
pada masa itu. Berikut ini pengertian dari:
A.
Adat
Adat adalah suatu aturan/peraturan yang lazim diturut atau dilakukan
sesuai dengan situansi dan waktu tertentu. Adat diartikan sebagai hukum tak
tertulis sehingga bersifat mengikat masyarakat penggunanya. Adat inilah yang akan menentukan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Jika tokoh mematuhi adat yang berlaku, maka
ia dianggap tokoh yang baik dan layak ditiru. Sebaliknya, jika ada tokoh yang
menentang atau tidak taat adat biasanya akan dijauhi atau dihukum sesuai adat
yang berlaku.
B. Kebiasaan
Kebiasaan
merupakan budaya atau tradisi masyarakat yang turun-temurun dilakukan.
Kebiasaan terkait latar belakang budaya
dalam cerita.
C, Etika
Etika berkaitan dengan apa yang
dianggap baik atau buruk, atau sopan-tidak sopan pada kebiasaan tokoh-tokoh
ceritanya. Etika berkaitan dengan moral atau perilaku yang terpengaruh oleh
adat dan kebiasaan.
Ciri-ciri kebiasaan, adat, dan etika
dalam novel angkatan 20-30an yaitu:
1. Problem yang dibahas adalah problem
adat, misalnya perkawinan, perceraian, perebutan warisan, dan sebagainya.
2. Pertentangan antara kaum tua (mewakili adat
lama) dengan kaum muda yang terpelajar (mewakili adat kaum muda).
3. Tema pendidikan sangat menonjol,
bahkan pengarang cenderung menggurui pembaca.
4. Tema cerita bersifat
romantik.
Contoh
kutipan novel “Sengsara Membawa Nikmat”
SENGSARA
MEMBAWA NIKMAT
Oleh:
Tulis Sutan Sati
.................................
Setelah
Jenang masuk ke tengah medan, maka segala permainan pun datanglah bersalam
dengan hormatnya, akan mengenalkan diri masing-masing. Kemudiansegala pemain
berdiri keliling, membuat sebuah bundaran di medan itu. Jenang yang berdiri di
tengah medan itu, lalu melihat berkeliling, memperhatikan pemain yang berdiri
di medan itu.
“Engkau
Muda Kacak!”kata jenang sekonyong-konyong,”permainan akan kita mulai “.
Perkataan
Jenang yang demikian itu sudah cukup untuk menjadi sindiran kepada pemain, agar
segera memperbaiki kesalahannya. Kacak kemalua-maluan, tetapi apa hendak
dikatakan, karena di medan itu Jenang lebih berkuasa daripada dia. Dengan muka
merah dan mengigit bibir karena malu dapat teguran Jenang. Kacak melihat ke
kiri ke kanan, ke muka dan ke belakang, lalu memperbaiki tegaknya. Segala
pemain yang lain insaf pula akan arti sindiran itu, lau mereka memperhatikan
betul tidaknya tempat ia berdiri. Syukurlah hanya Kacak seorang yang tidak
sempurna tegaknya di medan itu.
Sesudahnya
Jenang memperbahasakan tamu, yaitu memberikan raga supaya disepakkan lebih
dulu, permainan pun dimulailah. Jenang menyepak raga, lalu berkata, “Bagian
Engkau Muda Kacak!”.Maka Kacak pun bersiap menanti raga. Dengan tangkas raga
itu disepaknya tinggi ke atas, lalu berkata, “Bagianmu Midun!”.
Midun
bersiap serta memandang ke arah suara itu dating. Nyata kepadanya, bahwa yang
berseru itu Kacak. Dengan tidak menanti anak raga, lalu Midun
mempertubi-tubikan sepaknya sampai sepuluh kali. Sudah itu disepakkannya pula
kea rah Kacak, lalu berkata, “Sambutlah kembali,Engkau Muda!”.
Kacak
melihat hal Midun dengan kepandaiannya itu tidak bersenanghati. Ia berkata
dalam hatinya, “Berapa kepandaianmu, saya lebih lagi dari engkau”.
Ketika
raga tinggi melambung, ia memandang ke atas serta menganjur langkah ke
belakang. Maksudnya akan mencari alamat dan hendak melompat sambil menyepak
raga, tetapi celaka! Ketika ia akan menyepak kakinya yang sebelah kiri
tergelincir, lalu Kacak .... bab, jatuh terenyak. Segala yang main, baik pun si
penonton semuanya tersenyum sambil membuang muka.
........................
Tujuan
1. Siswa
dapat mengidentifikasi kebiasaan, adat, etika, yang terdapat dalam novel
angkatan 20-30an.
2. Siswa
dapat mengaitkan isi novel dengan kehidupan masa kini.
Soal
1. Identifikasikan
hal-hal dalam novel yang terkait dengan kebiasaan!
2. Identifikasi
pula hal-hal dalam novel yang terkait dengan adat dan etika!
3. Menurut
kalian adakah keterkaitan antara isi novel yang anda baca dengan kehidupan masa
kini?
4. Carilah
novel tahun 20-30an yang lain kemudian identifikasikanlah seperti pada tugas no
1, 2, dan 3!
5. Bandingkanlah
novel angkatan 20-3an dengan novel masa kini!
Tujuan
|
Nomor Butir Soal
|
Jumlah
|
Tujuan
1
Tujuan
2
|
1,2,4
3,5
|
3
2
|
Jumlah
5 butir soal
|
MATERI
MEMBAHAS PEMENTASAN DRAMA YANG DITULIS SISWA
Berdasarkan etimologi (asal-usul
bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa Yunani dramai yang yang berarti
berbuat,berlaku, bertindak, atau bereaksi. Drama berarti perbuatan,tindakan,
atau aksi yang dipertontonkan di atas pentas. Melalui drama, penonton
seolah-olah melihat kejadian dalam masyarakat. Drama merupakan potret
kehidupan, suka duka, pahit manis, dan hitam putih kehidupan manusia. Dalam
materi ini kalian belajar membahas pementasan drama.
Dalam membahas pementasan drama ini,
kalian akan menyoroti dari segi unsur-unsur lakon drama. Unsur-unsur yang
terdapat dalam lakon drama terdiri dari tema, amanat, plot, karakter, dialog,
latar, bahasa, dan interpretasi.
1. Tema
Tema adalah pikiran pokok yang
mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga
menjadi cerita yang menarik.
2. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang
ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah/penonton drama. Pesan itu tentu
saja tidak disampaikan secara langsung, tetapi lewat tokoh drama.
3. Plot/alur
Lakon drama yang baik selalu
mengandung konflik, sebab roh drama adalah konflik.drama memang selalu
menggambarkan konflik atau pertentangan. Pertentangan yang terjadi adalah
antara pemain dan pemain, pemain dan lingkungan, pemain dan kemauannya, atau
antara pemain dan nasibnya.
4. Karakter
Karakter atau perwatakan adalah
keseluruhan cirri-ciri jiwa seseorang tokoh dalam lakon drama. Karakter ini
diciptakan penulis lakon untuk diwujudkan oleh pemain. Seorang tokoh bisa saja
berwatak sabar, ramah, dan suka menolong. Sebaliknya bisa saja berwatak
pemberani, suka marah, dan keji.
5. Dialog
Jalan cerita lakon drama diwujudkan
melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain. Dialog-dialog yang
dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat menunjukkan
alur lakon drama.
6. Latar
Latar adalah tempat, waktu, dan
suasana terjadinya suatu adegan. Karena semua adegan dilakukan dipanggung, maka
panggung harus bias menggambarkan latar yang dikehendaki.
7. Bahasa
Naskah drama diwujudkan dari bahan
dasar bahasa. Bahasa sebagai bahan dasar diolah untuk menghasilkan lakon drama
yang diwujudkan dalam dialog.
8. Interpretasi
Penulis lakon drama selalu memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber gagasan dalam menulis cerita. Karena itu, apa yang
ditampilkan di panggung harus bisa dipertanggungjawabkan terutama secara nalar.
Tujuan
1. Siswa dapat mementaskan drama yang ditulis
2. Siswa dapat menentukan unsur-unsur pada drama
Soal
1. Buatlah
naskah drama berdasarkan kelompok masing-masing kemudian pentaskanlah!
2. Diskusikanlah penampilan kalian !
3.
Buatlah format berikut untuk
mempermudah diskusi kalian!
No
|
Aspek yang dibahas
|
Pembahasan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Tema yang diangkat
Amanat yang ingin disampaikan
Keruntutan alur cerita
Ketepatan penggambaran watak
Kelancaran berdialog
Ketepatan penyajian latar
Kesantunan bahasa
Ketepatan interpretasi drama dengan
kehidupan masyarakat
|
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
...........................................
|
Tujuan
|
Nomor butir soal
|
Jumlah
|
Tujuan 1
Tujuan 2
|
1,2
3
|
2
1
|
Jumlah
3 butir soal
|
Nama : HALIJA. S
Nim : 10533571809
Kelas : VI.D
Sekolah
: SMP
NEGERI 1 MA’RANG
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas
/Semester : IX (Sembilan) /2
(Dua)
Standar
Kompetensi : Menulis
16.
Menulis naskah drama
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
IndikatorPencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
16.1
Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata
|
Penulisan
naskah drama berdasarkan peristiwa nyata
|
· Membaca naskah drama
· Berdiskusi untuk menentukan cara-cara penulisan naskah drama
· Mengidentifikasi peristiwa nyata yang ada di sekitar siswa atau dialami siswa
· Memilih satu peristiwa sebagai bahan tulisan naskah dram
Menyusun rangkaian adegan untuk drama satu babak Mengembangkan urutan adegan-adegan menjadi naskah drama satu babak Menyunting naskah drama |
·
Mampu memilih peristiwa nayata yang akan didramakan
·
Mampu menyusun adegan untuk satu babak
Mampu mengembangkan urutan adegan menjadi naskah drama satu babak |
Porotopolio
|
Lembar penilian porotopolio
|
Tuliskan naskah drama berdasarkan peristiwa nyata yang ada di sekitarmu/ kamu alami dengan langkah-langkah : pilih satu peristiwa nyata susunlah urutan peristiwa untuk satu babak, kembangkan peristiwa itu menjadi naskah drama satu babak, kemudian suntinglah naskah itu!
|
4
x 40
|
Lingkungan
Buku
teks
|
Karakter yang diharapkan : Dapat
dipercaya (Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligent)
Tanggung jawab
(responsibility)
|
Sekolah
: SMP NEGERI 1
MA’RANG
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas
/Semester : IX (Sembilan) / 2
(Dua)
Standar Kompetensi : Mendengarkan
13. Memahami
wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan kutipan/ synopsis novel
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
Pencapaian kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber Belajar
|
||
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
13.1 Menjelaskan
alur peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan
|
Cara
menjelaskan alur novel dan implementasinya
|
·
Mendengarkan pembacaan synopsis novel
·
Berdiskusi untuk menentukan
tahap-tahap alur
·
Mengidentifikasi peristiwa berdasarkan
alurnya
|
·
Mampu menentukan tahap-tahap alur
·
Mampu mengidentifikasi peristiwa dari
synopsis yang didengar berdasarkan alurnya
|
Tes
tulis
|
Uraian
|
·
Bagaimanakah tahap-tahap aluryang
terdapat dalam novel X?
·
Identifikasi peristiwa apa saja yang
terjadi dalam novel X berdasarkan tahapan alurnya
|
2 x 40
|
Rekaman
Sinopsis
novel
|
Karakter
siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responbility)
|
v MATERI
Menulis Naskah Drama
Berdasarkan Peristiwa Nyata
Naskah
drama adalah seni sastra yang akan berubah menjadi seni drama apabila
dimainkan. Bila akan mengadakan pertunjukan drama, yang dibutuhkan pertama-tama
adalah naskah drama. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita. Dalam
naskah drama tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang
diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan,
kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan
tata suara (musik pengiring).
Untuk para pemain drama, naskah
ditulis selengkap-lengkapnya, bukan saja berisi percakapan, melainkan juga
disertai keterangan atau petunjuk. Petunjuk itu, misalnya gerakan-gerakan yang
dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, benda-benda peralatan yang
diperlukan setiap babak, dan keadaan panggung setiap babak. Juga tentang
bagaimana dialog diucapkan, apakah dengan suara lantang, lemah, atau dengan
berbisik.
Terkait dengan bahasa drama, berikut
ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Kalimat
yang digunakan harus komunikatif dan efektif
2. Dialog
harus ditulis dengan ragam bahasa yang tepat sesuai dengan siapa yang
berbicara, tempat pembicara itu berlangsung, dan masalah yang dibicarakan
3. Harus
dibedakan dengan jelas antara prolog, epilog, dialog, dan monolog.
a. Prolog
adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog memainkan peran yang sangat
besar dalam menyiapkan pikiran penonton agar dapat mengikuti lakon (cerita)
yang akan disajikan. Itulah sebabnya,
prolog sering berisi sinopsis lakon, perkenalan tokoh-tokoh, dan pemeranannya,
serta konflik-konflik yang akan terjadi di panggung.
b Epilog
adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa
simpulan atau ajaran yang bisa diambil dari tontonan drama yang baru saja
disajikan
c. Dialog
adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang amat penting karena
menjadi pengarah lakon drama. Artinya, jalannya cerita drama diketahui oleh
penonton lewat dialog para pemainnya
d. Monolog
adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu
tidak ditujukan kepada orang lain
Selain ketiga hal di atas, kalian
juga perlu memperhatikan petunjuk teknis pementasan drama. Petunjuk teknis ini
berisi keterangan gerak pelaku, ekspresi pelaku, nada pengucapan dialog, atau
keterangan keadaan panggung.
Unsur-unsur
yang terdapat dalam lakon drama terdiri atasa tema, amanat, plot/ alur,
karakter/ perwatakan, dialog, setting/ latar, bahasa, dan interpretasi.
v Tema
adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan
sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.
v Amanat
adalah pesan moral yang ingin dissampaikan penulis kepada pembaca naskah atau
penontondrama.
v Plaot/alur
adalah lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Drama memang selalu
menggambarkan konflik atau pertentangan. Pertentangan yang terjadi antara
pemain dan pemain, pemain dan lingkungan, pemain dan kemauannya, atau antara
pemain dan nasibnya.
v Karakter
/perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam drama.
Seorang tokoh bisa saja berwatak sabar, ramah, dan suka menolong. Sebaliklnya
tokoh juga bisa saja berwatak pemberani, suka marah, dan lakon keji.
v Dialog
adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang amat penting karena
menjadi pengarah lakon drama artinya jalan cerita drama diketahui oleh penonton
melalui dialog para pemainya.
v Setting
atau latar adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu adegan.
v Bahasa
adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam suatu lakon adegan.
v Interpretasi.
Penulis lakon drama selalu memenfaatkan masyarakat sebagai sumber gagasan dalam
menulis cerita. Karena itu, apa yang ditampilkan di panggung harus bisa
dipertanggungjawabkan terutama secara nalar.
Perhatikan
pengalaman yang dialami Amalia berikut!
Suatu hari Amalian mendengarkan
keluh kesah bapak dan ibunya yang sedang berdiskusitentang tanaman yang cocok
ditanam di musim kemarau. Lia yang mendengar diskusi tersebut memberikan saran
untuk mengembangkan budidaya melon. Kebetulan salah seorang guru Lia ada yang
menjadi petani melon yang sukses.
(Di
beranda rumah duduk bapak dan ibu di sebuah kursi bambu)
Bapak : (termenung) ”Bu, bagaimana menerutmu jika sawah kita itu
ditanami tanaman lain saja?”
Ibu : “Maksud Bapak?” (bingung)
Bapak : ”Ya kita ubah dari tanaman padi menjadi tanaman yang lebih
menghasilkan, Bu! Jika di musim kemarau berkepanjangan seperti ini, Bapak tidak
mampu melanjutkan menanam padi lagi?”
Ibu : (bingung) “Lha kita mau menanam apa, Pak? Selain itu
benihnya kita peroleh darimana?”
Bapak : (menghela nafas) “Itulah Bu yang Bapak bingungkan.”
(Amalia munculdan duduk di samping Bapak)
Amalia :
”Ada masalah apa, Pak?”
Ibu :
”Ini lho Lia. Bapakmu ingin mengganti tanaman padi dengan tanaman lainnya. Tapi
bapakmu ini belum tahu mau menanam apa.”
Amalia :
“Bagaimana kalau Bapak menanam melon saja?”
Bapak : “Bagus sekali usulmu itu Lia! Tapi...
benihnya dari mana?”
Amalia : “(tersenyum) “bapak
tidak usah bingung. Di sekolah Lia ada seorang guru yang juga petani melon
sukses. Bapak kenal dengan Pak Ali, bukan?”
Bapak :
“Tentu kenal dong Lia. Beliau yang punya sawah di desa sebelah, bukan?”
Amalia :
“Ya. Bapak benar. Beliau juga sering mengadakan penyuluhan tentang budidaya melon
lho, Pak! Bagaimana kalau beliau kita undang ke desa kita?”
Ibu :
“(antusias) “O... boleh...boleh sekali Lia! Kapan dan dimana?”
Amalia
: “Ibu atur saja waktu dan
tempatnya. Jangan lupa mengajak warga desa kita, agar pengetahuan mereka tentang
budidaya melon ini menjadi lebih jelas.”
Ibu :
“Beres...”
Tujuan
1. Siswa
mampu memilih peristiwa nyata dari beberapa peristiwa yang akan didramakan
dengan baik
2. Siswa
mampu menyusun urutan adegan naskah dari peristiwa nyata untuk satu babak
3. Siswa
mampu mengembangkan urutan adegan naskah dari periatiwa nyata menjadi naskah
drama satu babak.
v Soal
1. Carilah
pengalaman kalian yang menarik untuk dibuat naskah drama berkaitan dengan
pertanian!
2. Tulislah
setting peristiwa tersebut!
3. Catatlah
pokok-pokok urutan peristiwa pengalaman kalian tersebut!
4. Tulislah
orang-orang yang terlibat dalam pengalaman kalian tersebut!
5. Susunlah
pokok-pokok urutan adegan peristiwa itu untuk satu babak!
6. Kembangkanlah
peristiwa nyata yang telah kalian tentukan menjadi sebuah naskah drama dengan
memperhatikan kaidah penulisannya!
7. Keterangan
atau petunjuk apa saja yang dibutuhkan para pemain drama dalam memerankan lakon
drama?
Tujuan
|
Nomor butir soal
|
Jumlah
|
Tujuan
1
Tujuan
2
Tujuan
3
|
1,
2
3, 4, 5, 7
6
|
2
4
1
|
Jumlah
|
7
|
v MATERI
Menjelaskan Alur
Peristiwa Dari Suatu Sinopsis Novel yang Dibacakan
Alur
adalah rangkaian peristiwa yang sambung-menyambung dalam sebuah cerita
berdasarkan logika sebab-akibat. Dalam sebuah cerita terdapat berbagai
peristiwa. Peristiwa-peristiwa dalam cerita itu tidak berdiri sendiri, tetapi
berkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya. Rangkaian
peristiwa itulah yang membentuk alur cerita. Misalnya sebuah cerita dimulai
dari peristiwa A dan diakhiri dengan peristiwa E. A, B, C, D, dan E itulah alur
cerita
Alur
yang berurutan dari peristiwa A- E dinamakan plot maju atau alur maju. Jadi,
dinamakan plot maju atau alur maju kalau peristiwa-peristiwa dalam cerita itu
berurutan, baik berurutan waktu maupun berurutan kejadiannya.
Sebaliknya,
dikatakan plot mundur (sorot balik) kalau peristiwa terakhir didahulukan
kemudian bergerak ke peristiwa-peristiwa sebelumnya. Jadi, alur mundur itu
peristiwanya dimulai dari peristiwa E diikuti peristiwa-peristiwa D, C, B, dan
A.
Ada
pula plot campuran, yaitu bila susunan peristiwanya ada yang maju dan ada yang
mundur. Misalnya peristiwa D didahulukan, lalu diikuti peristiwa B, A, C, dan
diakhiri peristiwa E.
Alur
maju pada umumnya terdiri atas beberapa tahapan berikut ini :
a. Pendahuluan
merupakan paparan awal cerita. Pengarang mulai memperkenalknan tempat kejadian,
waktu, topik, dan tokoh-tokoh
b. Penampilan
masalah, pada tahap ini konflik dalam cerita mulai ditampilkan
c. Puncak
ketegangan sering disebut klimaks. Pada tahap klimaks inikonflik meningkat dan
semakin ruwet
d. Ketegangan
menurun, pada tahap ini konflik menurun. Emosi yang memuncak telah berkurang
e. Penyelesaian,
pada tahap ini penyelesaian dapat dipaparkan oleh pengarang dapat juga
menggantung. Artinya, pembaca diharapkan mampu menafsirkan sendiri penyelesaian
ceritanya.
Dengarkan
pembacaan sinopsis novel berikut dengan saksama!
Kemarau
Karya A.A. Navis
Para
petani semakin merasaberputus asa karena musim kemarau panjang yang sedang
menimpa negeri ini. Sawah dan ladang mereka sangat kering dan cuaca panas
sangat menyengat tubuh. Keadaan itu membuat mereka tidak mau lagi mengolah
sawah atau mengairi sawah mereka. Mereka hanya bermalas-malasan dan bermain
kartu.
Namun ada seorang petani yang tidak
ikut bermalas-malasan. Dia adalah Sutan
Duano. Dalam keadaan kemarau panjang ini, ia tetap mengairi sawahnya
dengan mengangkat air dari danau yang ada disekitar desa mereka sehingga
padinya tetap tumbuh. Ia tidak menghiraukan panas matahari yang membakar
tubuhnya. Ia berharap agar para petani di desanya mengikuti perbuatan yang ia
lakukan. Ia juga berusaha memberikan ceramah kepada ibu-ibu yang ikut dalam
pengajian di surau desa mereka. Namun, tak satu pun petani yang menghiraukan
ceramahnya, apalagi mengikuti langkah-langkah yang dilakukannya. Tampaknya,
keputusan penduduk desa telah sampai pada puncaknya.
Suatu hari ada seorang bocah kecil
bernama Acin yang membantunya mengairi sawah sehingga keduanya saling
bergantian mengambil air di danau dan mengairi sawah mereka. Penduduk desa yang
melihat kerja sama antara keduanya bukannya mencontoh apa yang mereka lakukan,
melainkan mempegunjingkan dan menyebar fitnah, bahwa Sutan Duano mencoba
mencari perhatian Gundam, ibu si bocah itu yang memang telah menjadi janda.
Bahkan seorang janda yang menaruh hati kepada Sutan Duano pun mempercayai
gunjingan itu. Gunjingan itu semakin memanaskan telingan Sutan Duano, tetapi ia
tidak menanggapinya dan tetap bersikap tenang.
Suatu hari ia menerima telegram dari
Masri, anaknya yang sudah dua puluh tahun disia-siakannya. Ia diminta untuk
pergi ke Surabaya. Dalam hatinya, ia ingin bertemu dengan anak semata wayangnya
itu, namun ia tidak mau meniggalkan si bocah kecil yang masih memerlukan
bimbingannya. Setelah mempertimbangkan masak-masak, ia pun memutuskan untuk
pergi ke Surabaya. Sementara itu, para penduduk desa merasa kehilnganatas
kepergiannya. Apalagi setelahj mereka membuktikan bahwa semua saran yang
diberikan olehnya memberikan hasil. Mereka menyesal telah salah sangka
terhadapnya.
Hari
yang dinanti-nantikan pun tiba, Sutan Duano pun berangkat ke Surabaya.
Sesampainya di kota tersebut, hatinya menjadi hancur ketika ia bertemu dengan
mertua anaknnya. Ternyata mertua anaknya adalah Iyah, mantan istrinya. Ia marah
kepada Iyah karena menikahkan dua orang yang bersaudara. Karena marahnya itu,
Sutan Duano mengancam akan memberitahukan kepada Masri dan Arni. Namun, Iyah
berusaha menghalanginya dengan memukul kepala mantan suaminya itu dengan
sepotong kayu. Kalau saja Arni tidak menghalanginya, kemungkinan besar Sutan
Duano tidak akan selanat
Melihat
mantan suaminya bersimbah darah, Iyah merasa menyesal. Kemudian ia
memberitahukan kepada Arni bahwa Sutan Duano adalah mantan suaminya. Betapa
terkejutnya Arni mendengarnya. Ia kemudian menceritakan hal itu kepada suaminya,
sehingga mereka sepakat untuk berpisah. Tak lama kemudian, Iyah meninggal
dunia, sedangkan Sutan Duano pulang ke kampung halamannya dan menikah dengan
Gundam.
(sumber
: 115 Ikhtisar Roman Sastra Indonesia, 1999).;
Tujuan
1. Siswa
mampu menentukan tahap-tahap alur dari sebuah novel yang didengarkan dengan
tepat
2. Siswa
mampu mengidentifikasi peristiwa dari sinopsis yang didengar berdasarkan
alurnya
Soal
1. Sebutkan
ada berapa tahapan alur!
2. Analisislah
tahapan alur novel yang kalian dengarkan tersebut!
3. Bagaimanakah
urutan tahap-tahap alur yang terdapat dalam sinopsis novel X?
4. Simpulkan
jenis alur novel yang telah kalian dengarkan!
5. Carilah
suatu novel kemudian analisis tahap-tahap alurnya!
Nomor
butir soal
|
Jumlah
|
|
Tujuan
1
Tujuan
2
|
1,
3, 4
2,
5
|
3
2
|
Jumlah
|
5
|
TUGAs evaluasi
fitrianingsih
nim :105335676
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : ...................................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII (Tujuh) /1 (Satu)
Standar Kompetensi : Membaca
3. Memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca
Kompetensi Dasar
|
Mater Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
| ||
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
Contoh Instrumen
| ||||||
3.2 Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 300 kata per menit
|
Penyimpulan isi bacaan
|
o Membaca bacaan yang terdiri atas 300 kata atau kelipatannya.
o Menghitung waktu membaca
o Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan
o Menghitung Kecepatan Efektif Membaca (KEM)
o Menentukan pokok-pokok bacaan
o Merangkai pokok-pokok bacaan
o Menyimpulkan isi bacaan
|
· Mampu membaca cepat 300 kata per menit
· Mampu menjawab dengan benar 75% dari jumlah pertanyaan yang disediakan
· Mampu menyimpulkan isi bacaan dengan cara merangkai pokok-pokok bacaan
|
Tes praktik/kinerja
|
Uji petik kerja
|
· Buka dan bacalahlah teks yang terlipat di atas mejamu setelah terdengar bel satu kali dan berilah tanda garis miring pada akhir kata yang dibaca setelah terdengar bel 2 kali!
· Jawablah beberapa pertanyaan berikut!
1. ...
2. ... dst.
Hitunglah KEM kamu
Tuliskan pokok-pokok bacaan itu, kemudian simpulkan isi bacaan berdasarkan pokok-pokok bacaan itu!
|
2X40’
|
Stopwatch,
Teks bacaan
|
materi
Membaca cepat
Pada pelajaran ini siswa akan mempelajari tentang membaca cepat. Dlam membaca cepat siswa dilatih menjawab 75% seluruh pertanyaan.tingkat membaca siswa diukur.
Menjawab pertanyaan 75 %
Betapa pentingnya membaca dalam kehodupan sehari-hari. Kebutuhan membaca semakin tinggi. Setiap siswa dituntut menjadi pembaca yang baik. Dengan membaca cepat kita dapat memperoleh ganbaran isi bacaan dengan cepat. Target kecepatan membaca jenjang SMP adalah 300 kata permenit.
Cara meningkatkan keterampilan membaca
1. Sediakan waktu setengah jam setiap hari untuk berlatih
2. Jangan biarkan kegiatan lain yang dapat mengganggu kegiata membaca
3. Atasi kebosanan dalam berlatih, dan jagalah gairah kamu agar tidak lesu
4. Biasakan menangkap ide yang mudah ditangkap melalui bacaan yang cukup kemudian meningkat bacaan yang sulit serta tingkatan penguasaan kosa kata.
5. Membacalah dengan agresif untuk menjawab berbagai pertanyaan, kontrollah pemahaman dan tingkatkan pemahaman kamu.
6. Kurangi sedapat mungkin vakalisasi dalam setiap kegiatan membaca
7. Tentukan dahulu tujuan yang ingin kamu capai sebelum membaca
Membaca sepat (skimming) dilakukan dengan kecepatan yang lebih tinggi. Pandangan mata langsung meluncur dan menyapu halaman-halaman teks.
Rumus Kecepatan Efektif Membaca :KEM= 75% x JS
Keterangan
KEM = kecepatan efektip membaca
75 % =batas minimal menjawab
JS =jumlah soal
Latihan 1
1. Bacalah teks berikut secara cepat !
2. Hitunglah kemampuan membaca dengan rumus KEM!
3. Saat membaca temukan kalimat-kalimat majemuk setara atau bertingkat.
Contoh :
-langit mendung hingga sunset tidak terlihat.
-sunset masih terekam kamera Hari hingga menghasilkan gambar.
4. Kalimat-kalimat tersebut kamu tulis dibuku tulismu.
L O M B O K
apa komentar team cosmo usai pemotretan fashion di pulau Lombok ? itu adalah pekerjaan paling berkesan enak yang pernah kita dapatkan. Ini sangat menyenangkan dan menggembirakan .
kerja sambil berlibur. Itu adalah kata yang tepat buat team cosmos yang terdiri dari ; Hary Subastian (photografer), Karin yunia (fashion editor ), amrisy (make up artits), Daniel and claudius ( model) serta saya intan pradina ( feature writer). Begitu mendarat di bandara selaparan mataram bentangan pegunungan rinjani yang biru disekelilingnya langsung memberi admosfer segar pada kami. Tak heran Hary dan Karin yang baru kali ini datang ke Lombok kompak berkata.“ saya rasa jatuh cinta pada Lombok pada pandangan pertama”.
Lombok Kami di Sini !
Hari pertama, kami langsung memburu lokasi photo . berbagai resort di senggigi kami sususri karena mereka punya pool dan pantai yang spektakuler pas engan tema fashion kali : swimsuit! Layaknya tourist yang ‘haus kesegran’ di tiap spot menarik kami untuk berhenti foto-foto. Akhirnya diputuskan mengambil lokasi yang paling photogenic: pantai holiday Hoetel inn resort, pantai Senggigi Beach Hotel, dan kolan renamg di pool Villa Club.
Sambil menunggu senja datang. Kami manfaatkan waktu untuk keliling beberapa tempat menarik. Pertama kami mengunjungi Kampung mutiara Sekarbela, yang jaraknya sekitar 30 menit dari senggigi. Desa yang juga kesohor dengan sebutan Kampung Pande Emas ini jadi salah satu tempat yang harus diunjungi Anda yang mengunjungi Lombok .Di sana mutiara dijual dengan harga murah. Karin berhasil mendapat seuntai kalung Rosalinda yang cantik dengan harga Rp 60.000 saja. Sementara saya dan Hary berebut membeli satu set perhiasan chic senilai 150.000 rupiah.Siapa yang menang? Buat wanita tentunya !
Dari sana kami pergi ke Sweta, pasar tradisional Lombok yang letaknya dekat terminal bis bila ingin membeli barang di sinilah tempatnya. Karena selain menjual bahan pangan dan sandang, ada jiga kios yang menjajakan handycraft dengan harga miring. Mulai dari tas anyaman, jepitan rambut dari rotan, songket etnik khas Lombok dan lainnya. Saya yang sangat suka obyek foto human interest ‘kalap’ memotret sana-sini. Pulang dari pasar , Ibu Rosa Stuart, dari Badan Promosi Pariwiwsata Lombok-Sumbawa membelikan kami sekeranjang rambutan Lombok untuk pelepas dahaga dan lapar di jalan. Hmm….. bukan main. Ini baru tandingan rambutan rafiah. Rasanya yang terkenal least itu. Benar-benar legit, berair dan tebal dagingnya!
Saatnya lunch, kami pergi ke restaurant Taliwang Irama di daerah Karang Taliwang yang menjual makanan has Lombok. Asyiknya lesehan di bale-bale sambil menyantap makanan spicy.Tahu Lombok yang lembut gurih, pelecing kangkung super renyah, sambal terong bakar pedas manis, dan tentu saja ayam Taliwang dengan bumbu ysng meresap sedap. Minumnya ? semua pilih soda Gembira.” Biar kita cerita terus !” kata Hary sambil pasang happy smile yang sumringah di wajah. “ Hmm, mari kita lupakan program diet kita teman !“
Aduhai Cantik, Pantai dan Pasirnya
Pulang jalan-jalan kami langsung pergi ke pantai holiday inn untuk pemotretan sesi pertama. Saying langit mendung hingga sunset tak terlihat dengan jelas. Tapi untung semburat jingganya masih bisa terekam kamera Hary hingga menghasilkan gambar yang sangat romantis. Apalagi saat Danielle berpose mesra dengan Claudius, olala… kami para ‘bujangan’ sementara (pasangan tertinggal di Jakarta) cemburu betul melihatnya!
Pemotretan sesi kedua dilanjutkan besok paginya di tepi pantai Sheraton Senggigi Beach Resort. Kami menguatkan diri untuk ingat pekerjaan yang menunggu saat melewati kolam renang hotel yang tampak menggoda. Air biru dengan luncuran dry ice-nya amat menantang untuk di coba! Rasanya ingin langsung terjung saja ke dalam kolam! Hotel Sheraton bermurah hati meminjamkan salah satu beach front villa-nya yang harganya US$ 1100 semalam pada kami. Private pool dan shower open air garden bathtub yang tersedia kami gunakan buat beberapa shot foto. Betapa beruntungnya kita!
Sore hari kami pinda lokasi ke Vool Villa Club. Wow, ini dia yang namanya nirwana! Enam belas banguna private villa yang dikelilingi kolam renang panjang seperti sungai ini sungguh menakjubkan. Teras tiap villa menghadap langsung ke kolam renang hingga masing- masing secara pribadi menikmatinya. Dari situ kami bergegas ke pantai Senggigi Beach Hotel untuk sesi foto berikutnya. Dewi Fortuna agaknya memang sedang cinta pada tim Cosmos, karena di tengah pemotretan tampak beberapa peselancar berjalan kea rah kami. Tak menyia-nyiakan kesempatan langka. Karin dan Danielle sigap menggaet Chris, seorang surfer Amerika tampan untuk foto bersama. “ah, ini merupakan pekerjaan yang baik !”
Pengalaman Sekali Dalam Seumur Hidup
Selesai sudah tugas kami di sini. Kami merayakannya dengan berenang ramai-ramai sepanjang kolam. Gaya andalanya saja gaya punggung. Karena sambaing berenang kami bisa memandang taburan bintang di angkasa. Setelah puas mengelilingi villa,kami berenang menuju bar yang unik. Sambil berayun di kursi berbentuk perahu,kami tenggelam dalam lamunan. Tercium wangi bunga kenanga di tengah sayup tabuhan gamelan Bali. Bayangkan bila bisa berbulan madu di sini, pasti sangat romantic ! Usai berenang ‘kami dipijat ‘ dalam Jacuzzi yang suam-suam kuku di teras Villa. Ahh… nyamannya. Rasa lelah akibat aktivitas yang padat seharian, lenyap seketika.
Malam berikutnya kami menginap di Novotel yang ad di daerah Kuta. Meski pernah mengunjunginya , tetap saja saya terkagum-kagum. Pantai Kuta Lombok memang lebih dahsyat dibanding daerah lain. Maka , jangan lupa mampir juga ke Tanjung Aan di area ini! Cuma butuh 10-15 menit jika Anda naik mobil dari Novotel. Anda bisa mendaki bukit dan memandang hamparan pantai yang masih ‘perawan ‘ dari atasnya . Butir pasirnya putih seperti merica,airnya dingin sebening kaca. Saya bahkan bisa melihat dengan jelas ikan-ikan kecil berenang-renang di sela kaki saya. Sungguh Fantastis!
Ternyata banyak hal-hal manarik belum saya lihat di bagian selatan pulau ini.Saat senja hari misalnya. Puluhan cahaya nampak kelap-kelip berdatangan dari arah pantai,. Dari atas bukit di tengah laut tiba-tiba muncul pendaran api. Makin lama makin jelas membentuk sebuah gambar. Wow, that’s a heart! Nyala obor berbentuk jantung hati itu ditujukan pada honeymooners yang sedang bermalam di novotel. Ohhhh…. Indahnya.
Hari Ini adalah Saat-Saat yang Paling Menyenangkan
Kami pulang naik Kapal Mabua Express dari Lembar Harbour ke Bali,lalu lanjut terbang dengan Garuda Indonesia dari bandara Ngurah Rai ka Jakarta. Berlayar dengan Mabua sangat menyenangkan. Ini bisa jadi pilihan buat Anda yang ingin menyeberang ke Lombok saat berlibur ke Bali atau sebaliknya. Tiketnya hanya seharga US$ 30 (upper deck) dan US$ 25 (lower deck) sudah termasuk snack dan minuman. Perjalanannya makan waktu 2,5 jam. Tapi pengalaman yang didapat betul-betul mendebarkan ! anda bisa melewati gugusan Pulau Nusa Penida, juga melihat lumba-lumba mengiringi kapal sepanjang jalan . “bila beruntung, kita bahkan bisa melihal keluarga ikan pus berenang sambil menyemburkan air dari atas kepalanya,” kata Goestamar Ardibrata, General Manager Mabua Express yang selalu menyertai kami selama di Lombok. Wah, hebat ! melihat lumba-lumba saja saya sudah girang bukan main. Apalagi bisa bertemu rombongan ikan paus.
Saat kapal merapat di dermaga Benoa Bali, say akeluar dari deck dan berdiri di atas anjungan. Masih terekam jelas di benak hal-hal luar biasa selama berada di Lombok. Rasanya sukar dipercaya kami baru menuntaskan pekerjaan di sana. Karena bagi kami ini lebih seperti liburan yang sarat dengan kesan. Ini merupakan akhir dari hari-hari yang indah. Selamat tinggal Lombok, pulau yang luar biasa. Kita pasti akan kembali ke Lombok!
Latihan 2
Jawablah pertanyaan-pertanyan berikut dengan guna mendapatkan informasi ! sebelum menjawab, usahakan kamu tidak lagi membaca teks. Jawablah yang kamu ingat pada waktu membaca. Kerjakan di buku tulismu !
1. Apa yang dilihal setelah tim Cosmo tiba di Lombok?
2. Bagaimana kesan tim Cosmo usai pemotretan fashion di pulau Lombok ?
3. Siapa saja tim Cosmo ?
4. Mengapa tim Cosmo mengatakan “saya rasa, jatuh cinta pada Lombok pada pandangan pertama “?
5. Apa yang dilakukan tim Cosmo pada awal kunjungan?
6. Mengapa tim mereka merekam gambar di Senggigi?
7. Dapatkah kamu menjelaskan apa yang dimaksudkan lokasi yang paling photogenic?
8. Mengapa tim harus mengunjungi Kampung Mutiara Sukarbela ?
9. Apa yang dapat diperoleh jika kita pergi ke Sweta?
10. Siapa Bu Rosa Stuart ?
11. Apa masakan Khas Lombok ?
12. Mengapa pemotretan di pantai Holiday Inn kurang beruntung ?
13. Di mana pemotretan sesi kedua?
14. Mengapa tim Cosmo beruntung di Hotel Sheraton?
15. Apa maksudnya kalimat Dewi Fortuna agaknya memang sedang cinta pada tim Cosmo ?
16. Siapa Chirs ?
17. Bagaimana suasana di Pool Villa Club dan Tanjung Aan ?
18. Bagaimana cara kita jika ingin mengunjungi Lombok ?
19. Berapa rupiahkah tiket kapal laut Lombok – Bali ?
20. Tulislah ringkasan perjalanan tim Cosmo secara singkat
EVALUASI PEMBELAJARAN BI
TUGAS 2
wahyuni
VI D
10533 5673 09/2
SILABUS PEMBELAJARAN
ekolah : SMP NEGERI 2 BAJENG BARAT
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX (Sembilan) / 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Menulis
16. Menulis naskah drama
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
| ||
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
| ||||||
16.2 Menulis naskah drama berasarkan peristiwa nyata
|
Penulisan naskah drama berdasarkan peristiwa nyata
|
o Membaca naskah drama
o Berdiskusi untuk menentukan cara-cara penulisan naskah drama
o Mengidentifikasi peristiwa nyata yang ada di sekitar siswa/dialami siswa
o Memilih satu peristiwa sebagai bahan tulisan naskah drama
o Menyusun rangkaian adegan untuk drama satu babak
o Mengembangkan urutan adegan-adegan menjadi naskah drama satu babak
o Menyunting naskah drama.
|
· Mampu memilih peristiwa nyata yang akan didramakan
· Mampu menyusun urutan adegan untuk satu babak
· Mampu mengembangkan urutan adegan menjadi naskah drama satu babak
|
Portofolio
|
Lembar penilaian portofolio
|
· Tulislah naskah drama berdasarkan peristiwa nyata yang ada di sekitarmu/ kamu alami dengan langkah-langkah: pilihlah satu peristiwa nyata, susunlah urutan peristiwa untuk satu babak, kembangkan urutan peristiwa itu menjadi naskah drama satu babak, kemudian suntinglah naskah itu! Waktu satu minggu.
· Perbaikilah naskah drama yang kamu tulis berdasarkan saran teman/gurumu!
|
4 X 40’
|
Lingkungan
Buku teks
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
|
MATERI PQMBELAJARAN
MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN PERISTIWA NYATA
Cobalah kalian baca dan cermati naskah drama yang berjudul “Kejahatan Membalas Dendam” karya Idrus berikut ini.
KJAHATAN MEMBALAS DENDAM
Asmadiputera : (tajam) Engkau sering dating ke sini kudengar, Kartili?
Kartili : (kesal) Apa salahnya?
Asmadiputera : “Tidak ada salahnya. Tapi beberapa pasienmu mengomel.
Kartili : Darimana kau tau itu?
Asmadiputera : Kebetulan yang mengomel itu teman sekantorku. Engkau janjikan saja orang yang sakit keras.
Kartili : Buat sementara waktu aku tidak perlu duit.
Asmadiputera : Jadi, engkau mengobati orang itu karena duit saja? (berpikir, bertukar suara, agak lemah) Ya, pendapat berlain-lainan. Tapi, bagiku seorang dokter harus bekerja karena sebab lain.
Kartili : (menentang) Sebab apa?
Asmadiputera : Sebab kemanusiaan. Apa lagi zama perang ini. Dan sebahagian telah diambil pula untuk diperkerjakan di garis depan , di medan pertempuran.
Kartili : (sambil mengangkat bahu). Seperti engkau katakana tadi, pendapat berlain-lainan, apa lagi?
Setelah mebaca teks drama di atas, dapatkah kalian menemukan perbedaan dengan bentuk teks yang lain. Dimanakah letak perbedaan teks drama dengan bentyk teks lainnya?
Teks drama mempunyai karakter atau cirri sebagai berikut:
1. Seluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh atau pun narrator. Inilah cirri utama naskah drama.
2. Semua dialog tidak menggunakan tanda petik.
3. Naskah drama dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh-tokoh pemerannya.
4. Nama tokoh terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
Setelah mengetahui cirri-ciri naskah drama, sekarang muailah berlatih menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata. Agar proses penulisan berjalan lancer, ikutilah langkah-langkah penulisan sebagai berikut:
1. Tentukanlah idea tau tema yang akan kalian kembangkan menjadi naskah drama.
2. Jika ide sudah kalian dapatkan, tentukan setting atau latar kejadian peristiwanya. Latar meliputi tempat, waktu, dan suasana.
3. Agar tidak terjadi perulangan alur cerita, ubahlah bentuk ceritamu dalam bentuk prosa.
4. Tentukanlah tokoh beserta perwatakannya.
5. Yulislah naskah drama sesuai dengan cirri-ciri naskah drama di atas. Lengkapilah naskah drama dengan petunjuk-petunjuk khusus sesuai dengan kebutuhan.
6. Naskah drama siap dipentaskan.
SOAL
ü Tulislah naskah drama berdasarkan peristiwa nyata yang ada disekitarmu (yang pernah kamu alami) dengan langkah-langkah:
- Pilihlah salah satu peristiwa nyata!
- Susumlah peristiwa untuk satu babak!
- Kembangkanlah urutan peristiwa itu menjadi naskah drama satu babak!
- Suntinglah naskah drama itu!
ü Perbaikilah naskah drama yang kamu tulis nerdasarkan saran dari teman/gurumu!
ü TUJUAN KHUSUS
v Siswa SMP kelas VIII mampu menuliskan naskah drama berdasarkan peristiwa
A B C
nyata yang pernah dialami dengan baik
D
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP NEGERI 2 BAJENG BARAT
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX (Sembilan) / 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Menulis
16.3 Memahani wacana lisan berbentuk laporan
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
| ||
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
| ||||||
16.3 Menganalisis laporan
|
Memahami pengertian laporan
|
· Menyimak pembacaan laporan perjalanan
· Mendiskusikan hasil pembacaan laporan secara berkelompok
· Melaporkan hasil diskusi mengenai pokok-pokok laporan dan pola urutan waktu atau ruang dalam laporan.
|
ü Mampu menuliskan pokok-pokok laporan perjalanan yang diperdengarkan dengan kalimat singkat, jelas, dan santun
ü Mampu menganalisa urutan waktu dan ruang dalam laporan yang diperdengarkan dengan baik dan santun
|
Tes unjuk kerja
|
Uji petik kerja produk
|
§ Menuliskan pokok laporan dari laporan perjalanan yang diperdengarkan
§ Menentukan pola urutan laporan dan buktikan dengan cara mencuplik isinya
|
4x40 menit
|
Drama siswa
Buku teks
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
ü Ketulusan ( Honesty )
|
MATERI PEMBELAJARAN
MENGANALISIS LAPORAN
A. Pengertian laporan
Laporan merupakan suatu keterangan mengenai suatu perisyiwa atau perihal yang telah ditulis berdasarkan berbagai data, fakta, dan keterangan yang melingkupi peristiwa atau perihal tersebut.
Lporan mengenai peristiwa atau perihal yang bersifat penting atau resmi biasanya disampaikan dalam bentuk tulisan.
Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau penelitian terhadap suatu laporan. Hal yang dianalisis dalam sebuah laporan dapat meliputi isi, peristiwa, kronologi waktu dan kelengkapan data, kebahasaan dan bentuk laporan
Supaya dalam menganalisis laporan yang kalian simak dapat memnerikan hasil yang maksimal, maka kalian harus memperhatikan langkah-langkah beikut ini:
1. Menyimak laporan dengan seksama,
2. Melakukan pengecekan terhadap senua hal yang dilaporkan secara detail dan cermat,
3. Tidak mencampuradukkan antara fakta dan opini
B. Langkah-langkah menganalisis laporan
1. Memahami isi laporan dari bentuk isi, maupun kebahasaan,
2. Menguraikan secara jelas atau rinci pokok-pokok isi laporan,
3. Memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap laporan berdasarkan suatu teori atau defenisi.
C. Urutan laporan perjalanan
Dalam sebuah laporan dapat dijumpai urutan waktu, tempat, dan kejadian. Lporan tersebut berisi hal-hal berikut ini:
a. Apa yang dilaporkan
b. Siapa yang membuat laporan
c. Kapan laporan itu dibuat,
d. Di mana hal yang dilaporkan itu terjadi,
e. Bagaimana bentuk laporan itu.
SOAL
1. Tulislah enam pokok laporan dari laporan perjalanan yang diperdengarkan!
2. Tentukan pola urutan laporan dan buktikan dengan cara mencuplik isinya!
ü TUJUAN KHUSUS
v Setelah berakhirnya seluruh kegiatan pembelajaran, siswa SMP kelas VIII
C A
dapat menganalisis laporan secara cermat dan mendetail
B D
NAMA : SUKARNI
KELAS : VI D
NIM : 10533 5678 09
SILABUS
Standar Kompetensi : Menulis
Mengungkapakan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
| ||
Teknik
|
Bentuk Instrumen
|
Contoh
Instrumen
| ||||||
4.1 Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah sesuai dengan sistematika yang tepat dan baku
|
Penulisan surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah
|
o Mengamati beberapa surat dinas kemudian mendiskusikan sistematika surat dinas
o Mendiskusikan penggunaan bahasa dalam surat dinas
o Bertanya jawab mengenai kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan
o Menulis surat dinas yang berkenaan dengan kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku
o Menyunting surat dinas
|
· Mampu menentukan sistematika surat dinas
· Mampu menulis surat dinas dengan bahasa baku
· Mampu menyunting surat dinas
|
Tes tertulis
Tes unjuk kerja
Tes unjuk kerja
|
Tes uraian
Uji petik kerja produk
Uji petik kerja produk
|
§ Tentukan sistematika surat dinas
§ Tulislah surat dinas kepada kepala sekolah dinas untuk minta izin melakukan kegiatan Osis di ruang aula( kamu adalah ketua osis)!
§ Suntinglah surat dinas temanmu!
|
2X40’
|
Contoh surat-surat dinas di sekolah
Buku teks
Buku referensi
|
Tujuan :
Siswa dapat :
- Menentukan sistematika surat dinas
- Menulis surat dinas dengan bahasa baku dan sistematika yang tepat
- Menyunting surat dinas
Materi pokok
Penulisan Surat Dinas Berkenaan dengan Kegiatan Sekolah
Surat merupakan sarana komunikasi tertulis. Surat dipandang sebagai alat komunikasi tulis yang paling efesien, efektif, ekonomis, dan praktis dibandingkan dengan komunikasi lisan. Apa yang dikomunikasikan melalui surat akan sampai kepada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Peranan surat lebih penting lagi, terutama dalam surat resmi, seperti surat yang dikeluarkan oleh organisasi/lembaga, surat perjanjian jual beli, surat sewa-menyewa rumah, surat dagang, dan surat resmi lainnya. Sifat resmi sebuah surat bukan sala dilihat dari sistematika, penggunaan bahasa, dan isinya, melainkan juga mempunyai kekuatan hukum sebagai bukti tertulis. Surat-surat dalam arsip lama dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa lalu. Dalam hal ini, surat berfungsi sebagar alat bukti historis. Surat-surat yang telah diarsipkan itu dipakai sebagai alat pengingat. Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas tiga jenis, yakni sebagai berikut:
1. Surat pribadi adalah surat yang berisi masalah pribadi yang ditujukan kepada keluarga, teman, atau kenalan. Karena sifatnya yang akrab dan santai, surat pribadi biasanya menggunakan bahasa ragam santai atau tidak resmi. Misalnya, surat untuk keluarga, orangtua, dan sahabat.
2. Surat dinas atau surat resmi adalah surat yang berisi masalah kedinasan atau pemerintahan. Surat dinas atau resmi hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua pihak yang memiliki hubungan dengan instansi tersebut. Misalnya, surat undangan rapat dan surat pemberitahuan.
3. Surat niaga atau swrat dn"gang adalah surat yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Misalnya, surat penawaran, surat tagihan, surat permohonan lelang, surat perjanjian jual beli, dan periklanan.
A. Sistematika surat resmi adalah sebagai berikut:
1. Kepala surat
2. Tanggal pembuatan
3. Nomor surat
4. Lampiran
5. Hal/perihal
6. Alamat surat
7. Salam pembuka
8. Isi surat yang terdiri atas:
a. paragraf pembuka;
b. paragraf isi;
c. paragraf penutup.
9. Salam penutup
10. Tanda tangan dan nama penulis dan stempel
11. Tembusan
Berikut penjelasan mengenai bagian-bagian surat tersebut.
- Kepala surat
Kepala surat menunjukkan resminya sebuah surat. Kepala surat dapat berfungsi sebagai alamat (identitas) pengirim surat karena dalam kepala surat memuat nama instansi atau organisasi, dan alamat, bahkan ada juga yang mencantumkan nomor telepon.
Contoh:
Organisasi Siswa Intra Sekolah
Sekolah Menengah Atas Bhineka Tunggal Ika
Jalan Lawu No. 105 Malang
- Tanggal Surat
Tanggal surat diketik sebelah kanan atas, terutama pada surat bentuk lurus atau setengah lurus. Nama tempat tidak perlu dicantumkan lagi sebab sudah termuat dalam kepala surat. Nama tempat perlu dituliskan pada surat-surat yang tidak berkepala surat, misalnya surat pribadi atau surat lamaran pekerjaan.
Contoh:
Organisasi Siswa Intra Sekolah
Sekolah Menengah Atas Bhineka Tunggal Ika
Jalan Lawu No. 105 Malang
19 Maret 2OO5
Ingatlah bahwa tanggal surat itu dibubuhkan segera setelah surat itu ditandatangani oleh yang berwenang. Tanggal surat berguna untuk mengetahui batas waktu dan cepat-lambatnya penyelesaian hal yang dipersoalkan dalam surat itu.
- Nomor Surat
Surat resmi selalu diberi nomor urut surat yang dikirimkan (surat keluar), kode surat, dan tahun. Nomor surat ini berguna untuk:
1. memudahkanmengaturpenyimpanan,
2. memudahkan mencarinya kembali,
3. mengetahui banyak surat yang keluar,
4. mempercepatpenyelesaian surat-menyurat,
5. memudahkan petugas kearsipan.
Contoh:
Nomor : 25/OSIS -L17008
- Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain. Jika bersama surat yang dikirimkan itu disertakan surat-surat lain, pada lampiran dituliskan berapa lembar surat atau keterangan yang akan dilampirkan itu.
Contoh:
Lampiran : satu lembar
- Hal/ Perihal
Bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan membaca hal/perihal, secara cepat dapat diketahui masalah yang dituliskan dalam surat tersebut.
Contoh:
Contoh:
Hal : Undangan
- Alamat Surat
Ada dua macam alamat surat, yaitu alamat dalam (pada helai surat) dan alamat luar (pada amplop). Alamat surat merupakan petunjuk langsung bagi penerima surat. Penulisan alamat lebih leluasa ditempatkan di sebelah kiri sehingga kemungkinan pemenggalan nama orang/instansi/organisasi, dan sejenisnya tidak terjadi.
Contoh:
Yth. Ketua Kelas I/A
di SMA Bumi Pertiwi
Surat yang selesai diketik hendaknya dilipat dengan model lipatan dan sejajar dengan kepala dan alamat surat tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui dengan cepat dari mana surat itu dan untuk siapa surat itu ditujukan.
Organisasi Siswa Intra Sekolah
Sekolah Menengah Atas Bumi Pertiwi
Jalan Lawu No. 105 Malang
19 Maret 2005
Nomor: 25lOSIS-L/2005
Lampiran : satu lembar
Hal : Undangan
Yth. Ketua Kelas I/A
di SMA Bumi Pertiwi
- Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat. Dalam surat resmi biasanya digunakan salam pembuka “Dengan hormat”.
- Isi (Tubuh) Surat
Isi surat umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu pembukaan, isi Jang sesungguhnya, dan penutup.
Contoh:
a. Pembukaan
Sesuai dengan program kerja OSIS SMA Bumi Pertiwi Tahun 2007 12008, kami bermaksud mengadakan Program Bakti Sosial ke daerah yang membutuhkan bantuan. Untuk kelancaran acara tersebut, diperlukan susunan kepanitian.
b. Isi yang Sesungguhnya
Oleh karena itu, kami mengundang Saudara untuk hadir pada acara rapat pembentukan kepanitiaan yang akan diadakan pada :
hari, tanggal : Rabu, 23 Maret 2008
Pukul : 8.00-10.00
Tempat : Ruang Perpustakaan
c. Penutup
Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
- Salam Penutup
Pada surat resmi, salam penutup nama jabatan, tanda tangan, nama nomor induk siswa atau pegawai.
Contoh:
Ketua OSIS SMA Bumi Pertiwi
Dimas Susetyo
NIS. 045401
- Tanda Tangan dan Nama Penulis dan stempel
Nama pengirim ditulis lengkap dengan gelar/titelnya (bila ada), harus juga dibubuhi stempel sebagai tanda pengesahan dari surat tersebut.
- Tembusan
Pencantuman tembusan berarti bahwa surat tersebut juga dikirimkan kepada nama yang tertera di sana agar nama tersebut mengetahui perihal surat tersebut.
B. Keefektifan bahasa dalam surat resmi
Keefektifan bahasa dalam surat resmi ditandai dengan penggunaan bahasa yang memenuhi unsur sederhana/wajar, ringkas, jelas, sopan, dan menarik.
1. Sederhana/Wajar
Sederhana berarti lugas, mudah, tidak berbelit-belit, baik pemakaian kata-katanya maupun kalimat-kalimatnya.
2. Ringkas
Kalimat yang digunakan haruslah sehemat mungkin, namun memiliki makna/maksud yang jelas. Kalimat yang ringkas umumnya lebih tegas dan mudah dipahami. Perhatikan Contoh Berikut,
Bentuk Ringkas :
Saudara harus segera manandatangani surat perjanjian ini. Kemudian Saudara mengawasi secara cermat kegiatan tersebut.
Bentuk Tidak Ringkas :
Saudara harus segera membubuhkan tanda tangan dalam surat perjanjian ini. Kemudian saudara melakukan kegiatan pengawasan secara cermat kegiatan tersebut.
3. Jelas
Jelas berarti tidak samar-samar, tidak ambigu, atau tidak menimbulkan salah paham. Perhatikan contoh berikut :
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
(Kalimat penutup surat tersebut samar. Kata ganti -nya sebagai kata ganti orang ketiga tunggal dalam kalimat tersebut menjadi tidak jelas menerangkan siapa)
Perbaikannya agar lebih jelas sebagai berikut.
Atas perhatian Bapak/lbu/Saudnra, kami ucapkan terima kasih.
4. Sopan
Kalimat yang sopan berarti menggunakan kalimat yang halus agar tidak menyinggung perasaan, menggunakan kata ganti atau sapaan, serta menggunakan kata-kata resmi.
5. Menarik
Menarik berarti dapat membangkitkan perhatian, tidak membosankan, dan mengesankan. Untuk dapat menarik perhatian, kita dapat menggunakan kalimat yang bervariasi, paragraf induktif, dan gaya bahasa. Kamu tentu sudah pernah mempelajari surat dinas. Surat dinas merupakan surat yang dikirim oleh suatu lembaga kepada lembaga lain atau perseorangan. Bahasa yang digunakan dalam surat dinas adalah bahasa formal, yaitu bahasa baku yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Sistematika surat dinas terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain terdapat kepala surat atau kop surat, yang berisi nama lembaga pembuat surat lengkap dengan alamatnya, nomor surat, tanggal surat, dan alamat tujuan.
Contoh Surat Dinas Berkenaan dengan Kegiatan Sekolah
Organisasi Siswa Intra Sekolah
OSIS
SMA MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JL. TALA SALAPANG NO.1, MAKASSAR
No. : 01/OSIS MM/VII/2012
Lampiran : satu rangkap proposal
Hal : permohonan dana kegiatan
Yth. Kepala sekolah
SMA Muhammadiyah Makasar
Makasar
Dengan hormat,
Pengurus OSIS SMA Muhammadiyah Makasar akan mengadakan kegiatan Kemah Bersama, kami bekerja sama dengan SMA 1 Makasar. Kegiatan tersebut akan kami laksanakan pada:
Hari/tanggal : sabtu-kamis /23-28 juni 2012
Pukul : 13.30 wita-selesai
Tempat : benteng somba opu
Sehubungan dengan hal tersebut, kami panitia kegiatan mengajukan permohonan dana kepada Bapak Kepala Sekolah. Adapun estimasi dana dan susunan kepanitiaan, kami lampirkan dalam proposal.
Demikian surat permohonan ini kami buat dan sampaikan. Atas perhatian dan bantuan dana yang bapak berikan, kami mengucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
Panitia Kemah Bersama
Dewa juan Lilian
Ketua sekretaris
SOAL URAIAN
- Sebutkan tiga jenis surat berdasarkan isinya!
- Tentukan sistematika surat dinas berikut ini
Organisasi Siswa Intra Sekolah
OSIS
SMA MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JL. TALA SALAPANG NO.1, MAKASSAR
No. : 01/OSIS MM/VII/2012
Lampiran : satu rangkap proposal
Hal : permohonan dana kegiatan
Yth. Kepala sekolah
SMA Muhammadiyah Makasar
Makasar
Dengan hormat,
Pengurus OSIS SMA Muhammadiyah Makasar akan mengadakan kegiatan Kemah Bersama, kami bekerja sama dengan SMA 1 Makasar. Kegiatan tersebut akan kami laksanakan pada:
Hari/tanggal : sabtu-kamis /23-28 juni 2012
Pukul : 13.30 wita-selesai
Tempat : benteng somba opu
Sehubungan dengan hal tersebut, kami panitia kegiatan mengajukan permohonan dana kepada Bapak Kepala Sekolah. Adapun estimasi dana dan susunan kepanitiaan, kami lampirkan dalam proposal.
Demikian surat permohonan ini kami buat dan sampaikan. Atas perhatian dan bantuan dana yang bapak berikan, kami mengucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
Panitia Kemah Bersama
Dewa juan Lilian
Ketua sekretaris
- Buatlah satu surat dinas berkenaan dengan kegiatan osis yang akan dilaksanakan (anda sebagai ketua osis)!
- Suntinglah surat dinas di atas (no. 2) dengan bahasa baku (EYD, dan diksi yang digunakan)!
NAMA : MARDIANA
KELAS : VI D
NIM : 10533 5702 09
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : ........................................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX (Sembilan) / 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Mendengarkan
9. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
umber
Belajar
| ||
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
| ||||||
9.1 Menyimpulkan pesan pidato yang didengar
|
Penyimpulan pidato
|
o Mendengarkan pidato
o Mendiskusikan hal-hal pokok dalam pidato
o Menyimpulkan pesan pidato dalam beberapan kalimat
|
2. Mampu menuliskan hal-hal pokok dalam pidato
3. Mampu menyimpulkan pesan pidato
|
Tes tulis
|
Uraian
|
· Tulislah 3 hal-hal pokok dalam pidato yang kamu dengarkan!
· Simpulkanlah pesan pidato yang kamu dengarkan ke dalam beberapa kalimat, paling sedikit 5!
|
2 X 40’
|
Rekaman pidato/
ceramah/
khotbah
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
|
Tujuan Pembelajaran:
Adapun tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa yaitu :
1. Siswa mampu menuliskan hal-hal pokok dalam pidato !
2. Siswa mampu menyimpulkan pesan pidato !
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah kata-kata yang disampaikan dan ditujukan kepada orang banyak. Pidato banyak jenisnya, di antaranya, pidato sambutan yang disampaikan pada awal sebuah acara atau pidato kenegaraan yang disampaikan oleh presiden. Agar pidato yang dilakukan berjalan lancar, hendaknya kita menyusun naskah pidato terlebih dahulu. Naskah pidato terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Pembukaan
b. Isi
c. Penutup
B. Tujuan Pidato
Ada beberapa macam tujuan pidato, yaitu :
a. Informatif / instruktif
Pidato informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi / keterangan kepada pendengar. Topik yang tepat antara lain : “cara bertanam secara hidroponik”.
b. Persuasif
Pidato persuasif bertujuan ingin mengajak / membujuk kepada pendengar. Contohnya adalah pidato kampanye dan pidato keagamaan.
c. Argumentatif
Pidato argumentatif bertujuan ingin meyakinkan pendengar. Topik yang tepat antara lain :
* Pentingnya perkembangan pariwisata.
Pidato argumentatif bertujuan ingin meyakinkan pendengar. Topik yang tepat antara lain :
* Pentingnya perkembangan pariwisata.
* Pupuk buatan meningkatkan pendapatan petani.
d. Deskriptif
Pidato deskriptif bertujuan ingin melukiskan / menggambarkan suatu keadaan. Tema yang tepat antara lain :
Pidato deskriptif bertujuan ingin melukiskan / menggambarkan suatu keadaan. Tema yang tepat antara lain :
* Suasana peringatan sumpah pemuda
e. Rekreatif
Pidato rekreatif bertujuan ingin menggembirakan / menghibur pendengar. Biasanya terdapat dalam jamuan-jamuan, pesta-pesta, perayaan-perayaan.
Pidato rekreatif bertujuan ingin menggembirakan / menghibur pendengar. Biasanya terdapat dalam jamuan-jamuan, pesta-pesta, perayaan-perayaan.
C. Metode Pidato
Ø Impromptu (serta merta)
Dalam metode ini pembicara menggunakan cara spontantas (improvisasi), biasanya digunakan untuk pidato yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu.
Ø Ekstemporan
Metode ini merupakan jalan tengah, yakni uraian yang akan disajikan dipersiapkan dalam bentuk kerangka pidato, kemudian kerangka itu dikembangkan / disajikan dalam pidato.
Metode ini merupakan jalan tengah, yakni uraian yang akan disajikan dipersiapkan dalam bentuk kerangka pidato, kemudian kerangka itu dikembangkan / disajikan dalam pidato.
Ø Naskah
Dalam metode ini pembicara selalu membaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Dalam metode ini pembicara selalu membaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Ø Menghafal (tanpa Teks)
Dalam metode ini pembicara membuat teks kemudian menghafalkannya.
D. Persiapan Sebelum Pidato
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum berpidato, yaitu :
Ø Menentukan tema dan menyempitkan tema pembicaraan. Pembicara perlu meyempitkan tema pembicaraan yang terlalu luas dan disesuaikan dengan kemampuan pembicara.
Ø Menentukan tujuan pidato. Apakah menyampaikan informasi menghibu, atau mempengaruhi pendengar.
Ø Menganalisis suasana pendengar. Pembicara harus mengetahui suasana / medan pidato, di dalam ruangan / di lapangan, menggunakan pengeras suara / tidak, dilaksanakan pada waktu siang, sore, atau malam hari, serta usia, pendidikan dan pekerjaan pendengar.
Ø .Mempersiapkan dan mengumpulkan bahan. Pembicara dapat mencari bahan dari buku, artikel, ensiklopedi, wawancara dengan tokoh, dan lain-lain.
Ø Menyusun kerangka. Agar pidato dapt disajikan secara sistematis, materi pidato harus disusun menjadi kerangka yang mudah dkembangkan menjadi materi pidato. Kerangka disusun mulai dari bagian pendahuluan, isi, dan penutup.
Ø Mengembangkan kerangka pidato. Kerangka yang sudah disusun kemudian dkembangkan menjadi materi pidati yang siap disajikan.
Ø Latihan dengan suara nyariang. Bahan pidato yang telah disiapkan perlu dipraktekkan dalam latihan dengan suara nyaring. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan melatih intonasi, ekspresi, dan volume suara dengan baik.
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berpidato
Ø Bahan / topik pidato
Ø Sikap harus wajar, tidak dibuat-baut dalam penyampaiannya dan harus percaya diri.
Ø Situasi
Pendengar harus membuat keadaan yang tenang dan sakral.
Pendengar harus membuat keadaan yang tenang dan sakral.
F. Teknik Penyampaian Pidato
Ø Pidato disampaikan dengan bahasa yang baik dan tidak terlalu sukar sertakomunikatif.
Ø Suara pembicara harus jelas.
Ø Nada suara teratur dan baik (tidak monoton)
Ø Aksentuasi (penekanan kata-kata penting)
NASKAH PIDATO
PENGARUH INTERNET TERHADAP REMAJA
Assalamualaikum wr wb, Bapak/ ibu guru beserta rekan-rekan yang saya hormati, pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul ditempat ini, saya ucapkan banyak terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Pengaruh Internet Terhadap Remaja”.
Sebelum saya memulai berpidato saya ingin menyampaikan batasan masalah yang akan saya sampaikan didalam pidato hari ini, yakni diantaranya ; pengaruh internet terhadap remaja dilihat dari segi positif dan dari segi negative.
Internet, kata yang tidak asing di telinga setiap orang, terutama para remaja yang senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang bertekhnologi, mewah, dan praktis, Internet bisa didapatkan dimanapun kita berada, dengan bermodalkan telepon selular yang memiliki koneksi internet, internet dapat diakses dengan mudahnya melalui HP dimanapun kita berada, atau jika tidak, disetiap sudut kota pasti terdapat sebuah Warung yang menjual jasa internet atau yang biasa disebut dengan “Warnet”, Dunia Informasi Tanpa Batas, begitulah orang-orang menyebutnya, saya sendiri tidak begitu yakin tapi apa boleh dikata memang begitu keadaannya, dengan adanya Internet, Akses atau jalan terhadap penyampaian Informasi-informasi yang ada didunia ini dapat diambil dengan mudahnya seraya membalikkan tangan atau mengejapkan mata.
Internet, kata yang tidak asing di telinga setiap orang, terutama para remaja yang senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang bertekhnologi, mewah, dan praktis, Internet bisa didapatkan dimanapun kita berada, dengan bermodalkan telepon selular yang memiliki koneksi internet, internet dapat diakses dengan mudahnya melalui HP dimanapun kita berada, atau jika tidak, disetiap sudut kota pasti terdapat sebuah Warung yang menjual jasa internet atau yang biasa disebut dengan “Warnet”, Dunia Informasi Tanpa Batas, begitulah orang-orang menyebutnya, saya sendiri tidak begitu yakin tapi apa boleh dikata memang begitu keadaannya, dengan adanya Internet, Akses atau jalan terhadap penyampaian Informasi-informasi yang ada didunia ini dapat diambil dengan mudahnya seraya membalikkan tangan atau mengejapkan mata.
Banyak Ilmu pengetahuan yang begitu melimpah disana, informasi mengenai apapun dapat kita temukan di jagat internet ini, lalu apa hubungannya dengan Siswa? Tentu saja sangat erat hubungannya dengan siswa karena siswa tidak luput dengan yang namanya informasi dan ilmu pengetahuan, internet ini adalah media yang paling efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses oleh siapa saja dimanapun, walaupun tak dapat dipungkiri bahwa karena adanya kebebasan ini dapat terjadi pula penyalah gunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk Kriminalitas atau Asusila, siswa yang baru mengenal internet biasanya menggunakan fasilitas ini untuk mencari hal yang aneh-aneh? Seperti gambar-gambar yang tidak senonoh, atau video-video aneh yang bersifat “asusila” lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa dan kepribadian dari siswa itu sendiri, sehingga siswa terpengaruh dan mengganggu konsentrasinya terhadap proses pembelajaran disekolah.
Namun demikian tidak semua siswa melakukan hal yang demikian, hanya segelintir siswa-siswa yang usil saja yang dapat melakukannya karena kurang memiliki rasa tanggungjawab terhadap diri pribadi dan sekitarnya, namun pada umumnya internet digunakan oleh setiap siswa untuk mencari atau mendapatkan informasi yang berhubungan dengan materi pelajaran yang ia terima disekolah, hal tersebut memungkinkan siswa menjadi lebih kreatif dan lebih aktif dalam mencari sumber informasi dan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan siswa-siswa yang hanya duduk diam didepan meja dan mendengarkan gurunya berbicara.
Hal ini dapat menjadi sebuah motivator terhadap siswa untuk terus berkembang dan juga dapat berfungsi sebagai penghancur (generasi muda), remaja adalah makhluk yang rentan terhadap perubahan disekitarnya, dia akan mengikuti hal yang paling dominant yang berada didekatnya jadi kemungkinan terjadinya perubahan yang drastis dalam masa-masa remaja akan mendorong kearah mana remaja itu akan berjalan, kearah positif atau negative tergantung dari mana di memulai.
Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap terhadap perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan lebih mengetahui tentang informasi-informasi tersebut sehingga dia lebih daripada yang lainnya. Tetapi selain itu, remaja yang memiliki kecenderungan pada hal yang negative justru sebaliknya, dia akan nampak pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kayaan informasi dari internet tersebut.
Maka dari itu alangkah baiknya jika kita bisa dengan bijak menggunakan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya dalam hal yang positif demi kemajuan diri dan pribadi kita, dan selaku remaja kita semua harus dapat menguasai teknologi yang sedang berlari kencang pada era ini, karena dengan demikian kita pun akan ikut berlari menyongsong masa depan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih, akhirul kata, wassalamualaikum wr wb
BENTUK INSTRUMEN : URAIAN
1. Tulislah 3 hal-hal pokok dalam pidato yang kamu dengarkan !
2. Simpulkanlah pesan pidato yang kamu dengarkan ke dalam beberapa kalimat, paling sedikit 5 !
Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan
Bab II Pembahasan/Hasil Kegiatan/ Pelaksanaan Kegiatan
Bab III Penutup
- Kesimpulan
- Saran
Bagian Akhir
- Lampiran
Hal-hal lain yang perlu ditambahkan sesuai dengan jenis laporan dapat ditambahkan di temapt yang seharusnya.
Dilihat dari cara mengembangkan paragraf laporan, kita mengenal beberapa pola pengembangan laporan. Pola tersebut adalah:
2. Pintu Keluar
3. Tempat penjualan souvenir
4. Taman
SILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN
NAMA : HERLINA WIJAYA
KELAS : VI D
NIM : 10533 5683 09
SILABUS
Sekolah : SMP YAPIP MAKASSAR SUNGGUMINASA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : Mendengarkan
1. Memahami wacana lisan berbentuk laporan
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pokok/
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
| ||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
| ||||||
1.1 Menganalisis laporan
|
Penganalisisan laporan perjalanan
|
o Mendengarkan laporan
o Menuliskan pokok-pokok laporan yang diperdengarkan dengan kalimat singkat
o Bertanya jawab tentang laporan yang diperdengarkan
o Menganalisis pola urutan waktu atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan
|
· Mampu menuliskan pokok-pokok laporan yang diperdengarkan dengan kalimat singkat
· Mampu menganalisis pola urutan waktu atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan.
|
Tes lisan
Tes tulis
|
Dafttar pertanyaan
Tes uraian
|
§ Tulislah enam pokok laporan dari laporan yang kamu dengarkan!
§ Tentukan pola urutan laporan dan buktikan dengan cara mencuplik isinya!
|
4X 40’
|
Buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Kelas VIII
Teks Laporan
|
1.2 Menanggapi isi laporan
|
Cara menanggapi laporan perjalanan dan implementasi- nya
|
o Mendengarkan laporan perjalanan
o Menuliskan pokok-pokok isi laporan perjalanan dengan kalimat singkat
o Memberikan tanggapan, kritik, saran terhadap laporan perjalanan
|
· Mampu menanggapi laporan perjalanan teman dengan mengajukan pertanyaan atau pendapat
· Mampu memberikan masukan terhadap laporan perjalanan teman
|
Observasi
Observasi
|
Lembar observasi
Lembar observasi
|
§ Tanggapilah isi laporan perjalanan yang dibacakan!
§ Berilah tanggapan, kritik, ataupun saran atas laporan perjalanan yang dibacakan!
|
2 X 40’
|
Narasumber
(siswa)
|
karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya ( Trustworthines )
Rasa hormat dan perhatian (respect )
Tekun ( dilgence)
Tanggung jawab ( responsibility )
|
RINGKASAN MATERI
Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksana kegiatan kepada orang lain. Dilihat dari isi yang melatarbelakangi penulisan laporan, laporan terbagi menjadi beberapa yaitu:
1. Laporan perjalanan yaitu laporan yang dibuat berkenaan dengan perjalanan suatu kegiatan. Dalam isinya laporan jenis ini akan mengungkapkan hal-hal yang terjadi selama perjalanan yang dilakukan dari satu titik ke titik tujuan yang lain.
2. Laporan kegiatan yaitu laporan yang dibuat berkenaan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Isi laporan ini mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan suatu kegiatan dari mulai persiapan, pelaksanaan, dan akhir dari kegiatan atau hasil yang dicapai dalam kegiatan tersebut.
3. Laporan observasi yaitu laporan yang mengungkapkan hasil dari pengamatan atau observasi terhadap sesuatu hal.
4. Laporan penelitian yaitu laporan yang mengungkapkan hasil yang terjadi dari suatu penelitain yang telah dilaksanakan. Isinya melingkupi persiapan, proses pelaksanaan penelitian, dan hasil dari penelitian tersebut.
5. Laporan hasil kajian pustaka yaitu laporan yang mengupas permasalahan dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, artikel, Koran, majalah atau yang lainnya.
Dilihat dari sistematikanya, secara umum sistematika laporan terdiri dari tiga bagian inti yaitu pendahuluan atau pembukaan, isi atau pembahasan atau hasil, dan penutup. Hal tersebut tidak terlepas pada kondisi tertentu, beberapa jenis laporan memiliki sistematika yang agak berbeda. Keberbedaan tersebut biasa terjadi karena permintaan orang atau lembaga yang membutuhkan laporan tersebut.
Dalam pembahasan ini kita fokus pada sistematika laporan secara umum. Perhatikan sistematika berikut ini!
Bagian Awal
SampulØ
Lembar judulØ
Lembar pengesahanØ
Kata pengantarØ
Daftar isiØ
Bagian Inti
Dilihat dari sistematikanya, secara umum sistematika laporan terdiri dari tiga bagian inti yaitu pendahuluan atau pembukaan, isi atau pembahasan atau hasil, dan penutup. Hal tersebut tidak terlepas pada kondisi tertentu, beberapa jenis laporan memiliki sistematika yang agak berbeda. Keberbedaan tersebut biasa terjadi karena permintaan orang atau lembaga yang membutuhkan laporan tersebut.
Dalam pembahasan ini kita fokus pada sistematika laporan secara umum. Perhatikan sistematika berikut ini!
Bagian Awal
SampulØ
Lembar judulØ
Lembar pengesahanØ
Kata pengantarØ
Daftar isiØ
Bagian Inti
Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan
Bab II Pembahasan/Hasil Kegiatan/ Pelaksanaan Kegiatan
Bab III Penutup
- Kesimpulan
- Saran
Bagian Akhir
- Lampiran
Hal-hal lain yang perlu ditambahkan sesuai dengan jenis laporan dapat ditambahkan di temapt yang seharusnya.
Dilihat dari cara mengembangkan paragraf laporan, kita mengenal beberapa pola pengembangan laporan. Pola tersebut adalah:
1. Pola urutan waktu yaitu laporan yang dikembangkan dengan memaparkan kegiatan secara urut waktu. Misalnya kegiatan perkemahan di sekolah dari persiapan sampai penutupan kegiatan.
2. Pola urutan ruang atau tempat yaitu laporan yang ditulis dengan mengurutkan ruang atau temapat yang ada dalam objek yang dilaporkan. Misalnya kita akan melaporkan tentang hasil observasi di sebuah museum, kita mengungkan koleksi yang ada diruang satu, dua, dan setrusnya secara urut sampai selesai.3. Pola urutan kepentingan yaitu laporan yang mngungkapkan hal-hal yang dirasa penting saja. Hal yang kurang penting diabaikan.
LATIHAN
LATIHAN
Perhatikan laporan berikut ini!
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka karya wisata yang dilakukan di Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka realisasi program kerja OSIS SMP Negeri 2 Bojong. Kegiatan karya wisata yang dilaksanakan dua tahun sekali ini, pada tahun ini dilaksanakan di Jakarta.
Pelaksanaan observasi di PP Iptek TMII Jakarta, dimaksudkan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya dalam bidang IPA sekaligus mempraktikan alat-alat peraga tersebut. Dengan demikian, siswa akan lebih memahami konsep dasar suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi tersebut.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah kami ingin mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan PP Iptek terutama
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka karya wisata yang dilakukan di Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka realisasi program kerja OSIS SMP Negeri 2 Bojong. Kegiatan karya wisata yang dilaksanakan dua tahun sekali ini, pada tahun ini dilaksanakan di Jakarta.
Pelaksanaan observasi di PP Iptek TMII Jakarta, dimaksudkan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya dalam bidang IPA sekaligus mempraktikan alat-alat peraga tersebut. Dengan demikian, siswa akan lebih memahami konsep dasar suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi tersebut.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah kami ingin mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan PP Iptek terutama
1. Lokasi PP Iptek
2. Fasilitas yang ada pada Museum tersebut, dan
3. Wahana yang terdapat dalam museum tersebut.
2. Fasilitas yang ada pada Museum tersebut, dan
3. Wahana yang terdapat dalam museum tersebut.
BAB II HASIL OBSERVASI
2.1 Lokasi PP Iptek
PP Iptek TMII berada di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Museum ini menempati areal seluas 42.300 m2. Bangunan memiliki luas 24.000 m2. Gedung PP Iptek ini merupakan bangunan besar yang menempati areal terluas kedua di Taman Mini.
2.2 Fasilitas PP Iptek
PP Iptek TMII menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Fasiltas tersebut adalah
PP Iptek TMII berada di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Museum ini menempati areal seluas 42.300 m2. Bangunan memiliki luas 24.000 m2. Gedung PP Iptek ini merupakan bangunan besar yang menempati areal terluas kedua di Taman Mini.
2.2 Fasilitas PP Iptek
PP Iptek TMII menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Fasiltas tersebut adalah
1. 250 alat peraga yang siap untuk diperagakan atau diujicobakan oleh para pengunjung.
2. Auditorium berkapasitas 125 kursi yang dapat dipakai untuk menyaksikan ilmiah populer.
3. Ruang seminar
4. Kantin
5. Mushola
6. Halaman parkir yang luas
2.3 Wahana di PP Iptek
1 Tempat parkir kendaraan
2 Pintu Masuk
3 Danau buatan
4 Ruang I
a. Baterai
b. Termometer
g. Tenaga surya
h. Kilang minyak
i. Konduksi panas
c. PLTA
d. Reaksi nuklir
e. Keselamatan reaktor riset
f. Perpindahan panas
g. Tenaga surya
h. Kilang minyak
i. Konduksi panas
1 Tempat parkir kendaraan
2 Pintu Masuk
3 Danau buatan
4 Ruang I
a. Baterai
b. Termometer
g. Tenaga surya
h. Kilang minyak
i. Konduksi panas
c. PLTA
d. Reaksi nuklir
e. Keselamatan reaktor riset
f. Perpindahan panas
g. Tenaga surya
h. Kilang minyak
i. Konduksi panas
1. Ruang II
a. Balap lari
b. Pak belulang
c. Animal speak
d. Bola melayang
e. Roda gigi
f. Cahaya
g. Huges
h. Rambatan bunyi
i. Bola bergantung
j. Menggembung bukan ditiup
a. Balap lari
b. Pak belulang
c. Animal speak
d. Bola melayang
e. Roda gigi
f. Cahaya
g. Huges
h. Rambatan bunyi
i. Bola bergantung
j. Menggembung bukan ditiup
2. Pintu Keluar
3. Tempat penjualan souvenir
4. Taman
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya kegiatan karya wisata untuk melakukan observasi di PP Iptek TMII Jakarta, kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya kegiatan karya wisata untuk melakukan observasi di PP Iptek TMII Jakarta, kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Berkunjung ke PP Iptek TMII dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu pengetahuan yang kita peroleh bersifat nyata karena sudah diujicobakan secara langsung.
2. Alat peraga yang di tampilkan di PP Iptek memberikan kesempatan pada para pengunjung untuk mencoba sesuai dengan petunjuk yang ada. Teori-teori yang telah diberikan oleh guru di sekolah yang tidak dapat diujicobakan dapat diujicobakan di sini.
3. PP Iptek sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama pelajar baik SD, SMP, SMA untuk memantapkan pengetahuan yang telah diperolehnya di bangku sekolah.
3.2 Saran
Selama kami melakukan observasi di PP Iptek TMII Jakarta, kami juga mengalami hambatan. Namun hambatan-hambatan tersebut dapat kami atasi dengan baik. Oleh karena itu, kami ingin menyarankan kepada pembaca yang apabila akan berkunjung ke PP Iptek TMII untuk melakukan hal serupa tidak akan menjumpai hambatan seperti kami. Saran kami adalah
3.2 Saran
Selama kami melakukan observasi di PP Iptek TMII Jakarta, kami juga mengalami hambatan. Namun hambatan-hambatan tersebut dapat kami atasi dengan baik. Oleh karena itu, kami ingin menyarankan kepada pembaca yang apabila akan berkunjung ke PP Iptek TMII untuk melakukan hal serupa tidak akan menjumpai hambatan seperti kami. Saran kami adalah
1. Jagalah kekompakan anggota kelompok, agar observasi dapat berjalan sebagaiman rencana dan membuahkan hasil yang diinginkan.
2. Usahakan adanya pembagian kerja masing-masing anggota kelompok sehingga seluruh anggota aktif dan dapat dapat terkumpul sebanyak-banyaknya.
3. Terapkan sikap bertanggung jawab untuk keberhasilan bersama.
4. Siapkan instrumen observasi agar pendataan lebih mudah.
Soal Uraian
Butir soal
|
Skor maksimal
|
1. Tulislah pokok-pokok laporan dari laporan yang kamu dengarkan!
2. Tentukan pola urutan laporan dan buktikan dengan cara mencuplik isinya!
3. Tulislah simpulan isi laporan yang kamu dengarkan ke dalam satu alinea!
|
3
4
3
|
Jumlah
|
10
|
Nama : sri wahyuni
KELAS : VI D
NIM : 10533 5697 09
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : VII / 2 (genap)
Standar Kompetensi :Berbicara
10. Mengemukakan pikiran, perasaan, informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
| ||
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
| ||||||
10.1 menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan
|
menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan
|
- Membaca berita dan menentukan hal-hal yang menarik untuk dijadikan bahan diskusi
- Menentukan mekanisme diskusi
- Membuat laporan hasil diskusi
- Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi
- Membuat notula rapat
|
· Mampu menentukan mekanisme diskusi
· Mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi dengan etika yang baik
|
Tes tulis
observasi
|
Tes uraian
Lembar observasi
|
· Tentukan mekanisme diskusi
· Observasi penyampaian diskusisesuai dengan mekanisme diskusi dan ketepatan penggunaan kalimar sanggahan
|
4 X 40’
|
Buku teks dan media cetak
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : VII / 2 (genap)
Standar Kompetensi : Menulis
16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
| ||
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
| ||||||
16.1 menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
|
Penulisan puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai
|
- Mendaftar topik-topik yang akan dikembangkan menjadi puisi
- Bertanya jawab untuk menentukan puisi yang akan ditulis
- Mengamati objek
- Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
- Menyunting sendiri pilihan kata yang terdapat dalam puisi
|
· Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi
· Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
· Mampu menyunting sendiri pilihan kata pada puisi yang ditulis
|
portofolio
|
Dokumen puisi (daftar 1) dan yang sudah diperbaiki berdasarkan masukan para teman dan guuru
|
· Tentukan mekanisme diskusi
· Observasi penyampaian diskusisesuai dengan mekanisme diskusi dan ketepatan penggunaan kalimar sanggahan
|
4 X 40’
|
Buku teks
lingkungan
buku referensi
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
|
Materi Pembelajaran
I. Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Sebuah Diskusi
Tujuan pembelajaran
Tujuan belajar kalian adalah kalian dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan yang tepat.
|
a. Pengertian Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/berkelompok untuk membahas permaasalahan dan menyelesaikannya secara bersama-sama. Dalam sebuah diskusi tentu saja dapat terjadi adanya perbedaan pendapat dalam upaya mendapatkan solusi dari persoalan yang dibahas. Perbedaan tersebut dapat memunculkan adanya bentuk rasa persetujuan, sanggahan, dan penolakan dari masing-masing peserta diskusi.
a) Tanggapan adalah masukan berupa pendapat dari seseorang tentang diskusi tersebut
b) Persetujuan adalah ungkapan menerima pernyataan seseorang dalam suatu diskusi
c) Sanggahan dan penolakan adalah ungkapan tidak menerima pernyataan dari seseorang dalam suatu diskusi.
Bagaimanakah cara menyampaikan bentuk-bentuk perbedaan pendapat agar diskusi tetapberjalan dengan baik dan lanca? Tentu saja semua itu harus disampaikan dengan etika yang baik dan santun.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat yakni
1) Meminta izin kepada moderator terlebih dahulu selaku pemandu diskusi
2) Disampaikan dengan bahasa yang santun, komunikatif dan jelas
3) Disertai dengan bukti dan alasan yang logis dan tepat, serta jika perlu disertai data-data
4) Fokus terhadap persoalan yang sedang dibahas atau dibicarakan
5) Tidak memaksakan kehendak atau pendapat.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam dalam diskusi yakni moderator, notulis, pembicara, dan pendengar.
1. Moderator adalah orang yang memimpin jalannya diskusi hingga selesai
2. Notulis adalah orang yang bertugas mencatat hasil diskusi/merekam proses jalannya diskusi
3. Penulis/pembicara adalah orang yang menyajikan materi
4. Peserta/pendengar adalah sejumlah orang yang mengikuti kegiatan diskusi
Perhatikan contoh ilustrasi sebuah proses diskusi berikut!
Bahan diskusi
Teknologi Mesin dan Dampak Lingkungan
Penggunaan teknologi dan mesin-mesin modern dengan system computer di perusahaan-perusahaan industri mamapu meningkatkan hasil produksi beberapa kali lipat dibandingkan dengan teknologi manual. Namun demikian, sistem pengoperasian mesin yang serba otomatis dan dapat dioperasionalkan selama 24 jam sehari secara penuh, telah menimbulkan beberapa dampak kurang menguntungkan bagi bidang lainnya.
Lingkungan, lingkungan adalah salah satu bidang yang paling sering mendapatkan dampak pertama dari berdirinya perusahaan industri (pabrik). Limbah, polusi dan kebisingan sepertinya merupakan satu-kesatuan yang tidak mungkin lepas dari penggunaan mesin-mesin. Pengolahan terhadap tiga hal tersebut, saat ini kadang masih belum begitu diperhatikan oleh sebagian pengembang industry.
Moderator : Andi Hafid
Notulis : Marleyn Silalahi
Dalam proses diskusi dengan bahan diskusi di atas dapat muncul beberapa kemungkinan tanggapan yang berupa pernyataan.
Contoh tanggapan dan sanggahan yang dapat kalian sampaikan dalam diskusi tersebut adalah sebagian dilakukan teman-teman kalian, misalnya
1) Linda (pernyataan atau tanggapan terhadap persoalan)
Saya dapat merasakan, bahwa memang penggunaan mesin-mesin modern di perusahaan-perusahaan industry telah menimbulkan efek negative bagi lingkungan. Telah banyak kita simak dari saluran-saluran informasi yang mengemukakan bahwa limbah-limbah industry telah menelan korban, yaitu kerusakan lingkungan dan juga polusi udara yang terus meningkat. Maka itu, saya mempunyai pemikiran bahwa penggunaan meisn-mesin dalam industri saat ini sebaiknya diminimalis, mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan.
2) Wayan (pernyataan atau tanggapan terhadap persoalan)
Saya mendukung tanggapan yang dikemukakan oleh saudara Linda. Selain dampak polusi, penggunaan mesin-mesin modern telah mengurangi tenaga kerja, sedangkan kita ketahui bahwa masih banyak tenaga kerja kita yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
3) Sania (sanggahan terhadap tanggapan 1 dan 2)
Saya dapat memahami dampak yang ditimbulkan dari adanya penggunaan mesin-mesin modern dalam perindustrian dan saya juga membenarkan hal tersebut. Namun demikian, saya kurang sependapat dengan solusi yang dikemukakan Saudara Linda yang dikuatkan oleh Saudara Wayan. Pemikiran saya bahwa meminimalis mesin-mesin modern dalam perindustrian berarti mengurangi efektivitas perusahaan dalam berproduksi, yang justru dapat menurunkan jumlah produksi. Saya berpendapat bahwa untuk mengurangi dampak limbah polusi industry perlu diperketat adanya peraturan terhadap usaha perindustrian yang ramah lingkungan dengan menerapkan sistem amdal.
4) Tobing (sanggahan terhadap tanggapan 1 dan 2)
Saya juga kurang sependapat dengan Saudara Wayan dan Saudara Linda. Menurut saya, meminimalis penggunaan mesi-mesin dalam perindustrian, selain seperti yang dikemukakan Saudara Sania, pengembangan perindustrian kita akan makin tertinggal dari negara lain secara teknologis.
b. Mekanisme diskusi
Mekanisme diskusi meliputi:
a) Membentuk kelompok-kelompok belajar
b) Menentukan topik diskusi
c) Menentukan tujuan yang hendak dipakai
d) Mengumpulkan bahan
e) Membuat laporan hasi diskusi
Diskusi bertujuan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat disumbangkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sumbangan pemikiran. Laporan kegiatan diskusi disampaikan dalam bentuk tertulis agar lebih jelas, lengkap, koherensif. Pihak yang membuat laporan diskusi ialah panitia penyelenggara/pelaksana, sedangkan laporan ditujukanatau diserahkan kepada pihak yang membawakan panitia. Oleh pihak yang menerima laporan, hasil-hasil diskusi dapat ditindaklanjuti dengan cara memublikasikannya kepada khalayak umum.
Contoh laporan hasil diskusi
Laporan Hasil Diskusi
Menggagas Pendidikan yang Berkualitas
1. Pendahuluan
Indonesia adalah sebuah negara dengan banyak keistimewaan. Indonesia memiliki kekayaan alam sangat melimpah dibandingkan Negara-negara lain. Alamnya sangat subur. Jumlah warga negaranya pun tergolong sangat besar. Hal ini merupakan modal awal yang membanggakan. Akan tetapi, Negara kita menyimpan segudang permasalahaan di bidang pendidikan.
Sebagai sebuah Negara berkembang yang sudah merdeka lebih dari 60 tahun, kualitas pendidikan Indonesia sering disebut-sebut tertinggal dari Negara-negara tetangga. Hal ini bukan rahasia lagi. Banyak pakar pendidikan yang menkhawatirkan kualitas pendidikan Negara kita. Mereka khawatir kualitasnya semakin merosot. Untuk itulah diperlukan solusi yang tepat agar pendidikan di Indonesia bisa setara atau bahkan lebih maju dibandingkan dengan pendidikan di Negara-negara tetangga.
Tujuan diskusi ini yaitu memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang konsep pendidikan yang berkualitas.
2. Nama Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan bertema “Menggagas Pendidikan yang Berkualitas”.
3. Pelaksanaan
Diskusi dilaksanakan pada
Hari : Sabtu
Tanggal : 26 Mei 2007
Waktu : pukul 08.00-12.00 WIB
Tempat : Aula Besar SMA Anak Bangsa, Depok
4. Panelis
Panelis dalam diskusi ini adalah Dr. Taufik Ramadhan pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dengan makalahnya yang berjudul “ Pendididkan Berkualitas: Sebuah Tantangan Menghadapi Era Global”.
5. Peserta
Peserta terdiri dari guru-guru dan siswa-siswi yang merupakan perwakilan dari 25 SMA/SMK negeri dan swasta se-Jabotabek. Jumlah keseluruhan peserta 428 orang.
6. Uraian Singkat Diskusi
Secara umum, diskusi berjalan dengn lancar selama 4 jam. Para peserta mengikuti diskusi yang berlangsung dengan antusias. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan kepada panelis. Jika melihat jalannya diskusi, tampaknya para peserta sangat tertarik dengan tema diskusi. Apalagi permasalahan yang disampaikan panelis sangat relevan dengan kondisi pendidikan di tanah air.
7. Penutup
Pendidikan yang memiliki kualitas tinggi merupakan kebutuhan setiap warga Negara, khususnya untuk anak usia sekolah. Dengan pendidikan berkualitas, akan dihasilkan siswa yang cerdas dan kompeten sesuai dengan disiplin ilmunya. Jika pendidikan berkualitas benar-benar dapat tercipta, tentunya sumber daya manusia Indonesia akan berkualitas pula. Inilah hasil akhir yang sangat didambakan.
- Membuat notula hasil diskusi
Notula merupakan catatan singkat mengenai jalannya peridangan (rapat) ataupun diskusi serta hal-hal yang dibicarakan dan diputuskan. Notula tidak memiliki format yang standar. Hal ini bergantung pada kesepakatan organisasi yang menyelenggarakan acara notula tersebut.
Contoh format notula diskusi
Judul diskusi :.................................................
Tempat dan waktu :................................................
Penyajian/pembicara :................................................
Moderator :.................................................
Acara
1. Pembukaan :................................................
2. Penyajian :.................................................
3. Tanya-jawab :................................................
4. Saran peserta :................................................
5. Simpulan diskusi :................................................
Notulis
(nama siswa)
Soal Uraian
1. Tentukanlah mekanisme diskusi yang akan kamu lakukan agar kegiatan diskusi berlangsung sesuai dengan yang kamu harapkan!
a. Bentukalah kelompok -kelompok belajar terlebih dahulu!
b. Tentukanlah topik diskusi!
c. Tentukanlah tujuan yang hendak dicapai dalam diskusi!
d. Kumpulkanlah bahan diskusi!
e. Buatlah laporan hasil diskusi!
f. Buatlah notula diskusi!
2. Bacalah berita di bawah ini sebagai bahan diskusi yang akan kamu lakukan!
Pasien DBD dan Muntaber Membludak
BULUKUMBA, BKM- Mengakhiri kemarau dan memasuki musim penghujan tahun ini wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan muntaber mulai menyerang di beberapa kabupaten. Tercatat hingga ahir November ini sedikitnya sudah 70 kasus yang terjadi di RSU Sulthan Daeng Radja, Bulukumba.
Membludaknya pasien kedua penyakit ini tampak cukup merepotkan pihak rumah sakit. Pasalnya, beberapa ruang perawatan yang tadinya hanya dihuni beberapa pasien, hingga Rabu kemarin tak mampu lagi menampung pasien yang masuk. Akibatnya sejumlah pasien terpaksa menempati koridor rumah sakit.
Menurut sejumlah perawat yang enggan identitasnya dikorankan, kondisi ini sudah terjadi sepekan terakhir, rata-rata pasien yang masuk didominasi penyakit DBD dan muntaber. “Kapasitas ruang perawatan yang ada saat ini tak mampu melayani permintaan keluarga pasien sehingga mereka terpaksa harus menempati koridor rumah sakit, “ujar beberapa perawat.
Bahkan, dr. Sinaga, yang bertugas di rumah sakit itu, memperkirakan kalau jumlah pasien DBD dan muntaber akan terus bertambah saat memasuki musim hujan. Pasalnya saat musim hujan, merupakan puncak mewabahnya penyakit tersebut.
“Ini belum seberapa, kemungkinan ketika musim hujan tiba yang diperkirakan mulai pertengahan desember, pasien DBD dan muntaber akan meningkat,” terang Sinaga.
Ketua Komisi III DPRD Bulukumba Andi Edy Manaf mengatakan, seharusnya kondisi ini tidak perlu terjadi atau minima bisa dilakukan antisipasi sebelumnya, jika dinas kesehatan lebih tanggap. Karena kedua wabah ini sudah dianggarkan dalam APBD. Diantaranya biaya penyemprotan nyamuk DBD atau fogging. Tapi kenyataannya itu belum dilakukan.
“harusnya dinkes sudah melakukan antisipasi sebelum mewabahnya penyakit DBD. Apalagi sudah dianggarkan untuk fogging yang nilainya hampir seratus juta, “ketus Edy Manaf yang juga ketua fraksi PAN.
Dia menyebutkan beberapa daerah yang rawan beberapa penyakit yang harus segera dilakuakn pengesapan di antaranya, Kasimpureng, Situbaru, Kampung Nipa, dan seluruh daerah pesisir yang ada di dalam kota. Untuk itu, dia berharap agar dinkes segera menyikapi masalah ini sebelum pasien DBD terus bertambah.
Dikutip dari berita Kota Makassar
29 November 2007
Setelah membaca berita di atas, diskusikanlah dengan teman kelompok hal-hal yang menarik di bawah ini:
a. Pasien DBD dan muntaber semakin banyak di musim hujan ini (kelompok I)
b. Pasien tidak tertampung karena rumah sakit yang ada sekarang ini ukurannya kecil (kelompok II)
c. Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari wabah DBD (kelompok III)
d. Cara menanggulangi pasien yang kurang mampu membiayai perawatan di rumah sakit (kelompok IV)
e. Peranan tenaga medis (perwat dan dokter) dalam menangani penyakit DBD dan muntaber (kelompok V)
II. Menulis Puisi Bebas dengan Mengunakan Pilihan Kata yang Sesuai
Tujuan belajar kalian adalah dapat menyusun puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan sesuai
|
Bagi seseorang, pengalaman dapat dijadikan salah satu sumber inspirasi dalam berkarya seni, termasuk menulis puisi. Namun demikian, menulis puisi bagi sebagian orang merupakan hal yang sulit. Terkadang, sebelum menulis puisi, seseorang sudah terbebani terlebih dahulu dengan keinginan bahwa sebuah puisi itu harus indah, bagus dan sebagainya.
Sebenarnya menulis puisi tidak sesulit yang dibanyangkan, karena sebuah puisi merupakan ungkapan jiwa seseorang atas pengolahan pengalamannya. Siapa pun yang hidup pasti punya jiwa, berarti siapa pun dapat menulis puisi. Dalam hal ini, tinggal bagaimana seseorang tersebut dapat melatih untuk menata ungkapan-ungkapan jiwa tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang puitis.
Selain melatih diri untuk menata ungkapan-ungkapan jiwa ke dalam larik-larik puisi seseorang pun mampu mengembangkan imajinasinya dengan melakukan pendataan langsung terhadap objek yang akan dijadikan bahan penulisan puisi.
Perhatikanlah contoh puisi yang bertemakan pendidikan berikut!
a. Objek: perempuan, berkesah, harapan, anak, biaya sekolah, lampu jalan, dan pasar
b. Pengembangan menjadi puisi
Retorika pada Suatu Malam
Karya: Taufik Abi Sabda
Perempuan dan pandangannya yang sayu
Tengah malam berkesah tiba-tiba
Tentang harapan dan kulit yang mulai mengeriput
Membuat matanya sulit memejam
Nak, hari nanti tak lagi dapat kutebus biaya sekolahmu
Tak apalah cukup kutahu beberapa abjad
Untuk membaca hidup dengan penuh pengertian
Janganlah pula kecil hati
Sebab esok masih banyak yang bisa kupelajari
Dengan biaya mempertaruhkan nyali
Perempuan dan pandangannya yang sayu
bertimbang pada lampu jalan dan sepi
di depan pasar, sudut kota dekat terminal
Solo, 2006
Berdasarkan puisi di atas, kalian dapat melihat adanya sebuah pilihan kata atau diksi yang tepat. Misalnya pada kata “berkesah” mengapa tidak berkata, bergumam, atau berteriak. Kalau “berkesah” dipilih sesuai isi puisi. Kata ini mengungkapkan perasaan gelisah yang sedang merundung tokoh yang digambarkan dalam puisi. Hal ini akan dapat meninggalkan kesan tersendiri dalam benak pembaca.
Proses menulis puisi dapat diawali dengan keinginan menuliskan segala sesuatu yang dirasakan atau dipikirkan. Misalnya kalian ingin menulis tentang laut, sejenak kalian bayangkan dan renungkan tentang laut. Tuliskan segala sesuatu yang terlintas dalam benak dan pikiran kalian tentang laut. Teruslah mencari hal-hal yang lebih dalam dan lebih jauh berkaitan dengan laut. Setelah selesai menuliskan semuanya, suntinglah tulisan tersebut dengan memerhatikan letak urutan, tata kalimat, diksi, keserasian bait, baris, dan rimanya.
Soal Uraian
1. Tentukanlah lokasi bersama dengan teman kelompokmu, amatilah objeknya kemudian datalah objek yang kamu temukan!
2. Tulislah puisi dengan menggunakan kata yang telah kamu data sebelumnya!
3. Tulislah puisi bebas dengan memerhatikan penggunaan pilihan kata (diksi) yang sesuai!
4. Suntinglah pilihan kata yang kamu gunakan dalam menulis puisi sehingga menjadi puisi yang baik!
Penyusunan Tujuan Khusus yang Memuat Empat Kriteria
A. Dengan melaksanakan kegiatan diskusi Audience/ sasaran
B. Behavior/ tingkah laku
C. Condition/ syarat
D. Degree/ ukuran
I. Tujuan khusus dari KD (Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Sebuah Diskusi)
1. Dengan melaksanakan kegiatan diskusi siswa SMP kelas VII dapat menentukan
C A B
mekanisme diskusi agar diskusi yang dilaksanakan berjalan lancar
D
2. Siswa SMP kelas VII dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan
A B
pendapat dalam diskusi dengan etika yang baik
C D
II. Tujuan khusus dari KD (Menulis Puisi Bebas dengan Mengunakan Pilihan Kata yang Sesuai)
1. Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar siswa SMP kelas VII dapat mendata objek
C A B
yang akan dijadikan bahan menulis puisi
D
2. Siswa SMP kelas VII dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
A B C D
3. Siswa SMP kelas VII dapat menyunting sendiri pilihan kata pada puisi yang ditulis secara
A B C
tepat
D
Analisis Kelayakan Alat Tes
I. Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Sebuah Diskusi
Tujuan
|
Nomor butir soal dan poin soal
|
Jumlah butir soal dan poin soal
|
1. Siswa dapat menentukan mekanisme diskusi
2. Siswa dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi dengan etika yang baik
|
1 poin a, b, c, d, e, f.
2 poin a, b, c, d, e dan
1 poin e, f
|
1 poinnya 6
2 poinnya 5 dan
1 poinnya 2
|
Jumlah soal dan poin keseluruhan
|
2, poinnya 11
|
II. Menulis Puisi Bebas dengan Mengunakan Pilihan Kata yang Sesuai
Tujuan
|
Nomor butir soal dan poin soal
|
Jumlah butir soal dan poin soal
|
1. Siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi
2. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
3. Siswa dapat menyunting sendiri pilihan kata pada puisi yang ditulis
|
1
2,3
4
|
1
2
1
|
Jumlah soal dan poin keseluruhan
|
4
|
ama Sekolah : SMA WAHYUDIN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : 2
Standar Kompetensi Menbaca
3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensuf dan membaca nyaring
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber/
Bahan/Alat
|
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensuf dan mambaca nyaring
|
3.1 Menemukan perbadaan paragraf induktif dan deduktif melalu kegiatan membaca intensif
|
Paragraf yang berpola deduktif dan induktif
· Kalimat utama
· Kalimat penjelas
· Kalimat kesimpulan
· Ciri paragraf deduktif/ induktif
· Perbedaan deduktif dan induktif
|
· Membaca paragraf berpola deduktif dan induktif ( gemar membaca)
· Mengidentifikasi ciri paragraf deduktif dan induktif ( rasa ingin tahu)
· Menjelaskan perbedaan antara paragraf deduktif dan induktif (kreatif dan kerja keras)
|
· Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragrf
· Menemukan kalimat penjalas yang mendukung gagasan utama
· Menemukan paragraf deduktif dan induktif
|
Jenis Tagihan:
· tugas individu
· tugas kelompok
· ulangan
Bentuk Tagihan:
· uraian bebas
· pilihan ganda
· jawaban singkat
|
4
|
· media massa/ koran/ majalah/ internet
· buku yang berkait dengan paragraf
· buku Kompeten Berbahasa Indonesia, Erlangga
|
Materi pembelajaran
Paragraf Deduktif dengan Paragraf Induktif
a. Ciri-ciri paragraf berpola deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwaperistiwa
yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasi
secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1) Letak kalimat utama di awal paragraf.
2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau
penjelasan khusus.
3) Diakhiri dengan penjelasan
Contohnya:
Setiap individu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaan
dengan yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai
dari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara merespons atau
mempelajari hal yang baru. Dalam hal ini, misalnya dalam
menyerap pelajaran, ada individu yang cepat dan ada yang
lambat.
Paragraf tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kalimat utama : Setiap individu bersifat unik.
Kalimat penjelas : 1. Artinya, ia memiliki perbedaan dengan
yang lain.
2. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai
dari perbedaan fisik, pola berpikir, dan
cara merespons, atau mempelajari hal
yang sama.
3. Dalam hal ini, misalnya dalam menyerap
pelajaran, ada individu yang cepat dan
ada yang lambat.
b. Ciri-ciri paragraf berpola induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari
peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila
diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan
Contohnya:
Contoh:
Tidak sedikit para pelajar yang memiliki penyakit malas
membaca. Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka. Mereka
hanya mengandalkan peran guru dalam menerima ilmu. Kondisi
tersebut sungguh memprihatinkan. Minat baca buku di kalangan
pelajar masih rendah.
Berdasarkan paragraf tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kalimat penjelas : 1. Tidak sedikit pelajar yang memiliki penyakit
malas membaca.
2. Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka.
3. Mereka hanya mengandalkan peran guru
dalam menerima ilmu.
4. Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan.
Kalimat utama : Minat baca buku di kalangan pelajar masih
rend
a. Ciri-ciri paragraf berpola deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwaperistiwa
yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasi
secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1) Letak kalimat utama di awal paragraf.
2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau
penjelasan khusus.
3) Diakhiri dengan penjelasan
Contohnya:
Setiap individu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaan
dengan yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai
dari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara merespons atau
mempelajari hal yang baru. Dalam hal ini, misalnya dalam
menyerap pelajaran, ada individu yang cepat dan ada yang
lambat.
Paragraf tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kalimat utama : Setiap individu bersifat unik.
Kalimat penjelas : 1. Artinya, ia memiliki perbedaan dengan
yang lain.
2. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai
dari perbedaan fisik, pola berpikir, dan
cara merespons, atau mempelajari hal
yang sama.
3. Dalam hal ini, misalnya dalam menyerap
pelajaran, ada individu yang cepat dan
ada yang lambat.
b. Ciri-ciri paragraf berpola induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari
peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila
diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan
Contohnya:
Contoh:
Tidak sedikit para pelajar yang memiliki penyakit malas
membaca. Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka. Mereka
hanya mengandalkan peran guru dalam menerima ilmu. Kondisi
tersebut sungguh memprihatinkan. Minat baca buku di kalangan
pelajar masih rendah.
Berdasarkan paragraf tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kalimat penjelas : 1. Tidak sedikit pelajar yang memiliki penyakit
malas membaca.
2. Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka.
3. Mereka hanya mengandalkan peran guru
dalam menerima ilmu.
4. Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan.
Kalimat utama : Minat baca buku di kalangan pelajar masih
rend
Soal
1. Tuliskanlah kalimat utama pada paragraf di atas!
2. Tukiskanlah kalimat penjelas dari paragraf di atas!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat induktif dan deduktif!
4. Tukiskan contoh paragraf induktif dan deduktif!
1. salam pembuka,
2. kata penahuluan,
3. pokok-pokok isi pidato,
4. uraian lengkap materi pidato,
5. simpulan isi pidato,
6. saran-saran dan harapan-harapan,
7. penutup, dan
8. salam penutup
Nama : Minjun
Ratnasari
Nim :
10533 5686 09
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah :
SMP UNISMUH MAKASSAR
Mata Pelejaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
IX (Sembilan/ 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Mendengarkan
9. Memahami
isi pidato/khotbah/ceramah
Kompetensi
Dasar
|
Meteri
Pembelajaran
|
Kegiatan Pemebelajaran
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilain
|
Alokasi waktu
|
Sumber Belajar
|
||
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
instrumen
|
Contoh
instrumen
|
||||||
9.1Menyimpulkan
pesan pidato/ceramah/khotbah yang didengar
|
Penyimpulan piadato/khotbah/ceram ah
|
o
Mendengarkan Pidato/ceramah/khotbah
o
Mendiskusikan hal-hal pokok dalam
pidato/ceramah/khotbah
o
Menyimpulkan pesan
pidato/ceramah/khotbah
|
·
Mampu menemukan hal-hal pokok dalam
pidato/ceramah/khotbah
·
Mampu menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah
|
Tes
tulis
|
uraian
|
·
Tulislah hal-hal pokok dari
pidato/ceramah/khotbah yang kamu dengarkan!
·
Simpulkanlah pesan
pidato/ceramah/khotbah
|
2
X 40
|
Rekaman
pidato/ceramah/khotbah
|
v
Karakter
siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat
dan perhatian ( respect)
Tekun
(diligence)
Tanggung jawab
( responsibility)
Berani (
courage)
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi waktu
|
Sumber Belajar
|
||
Teknik penilaian
|
Bentuk instrumen
|
Contoh
instrumen
|
||||||
9.2 Memberi komentar tentang isi pidato/ceramah/khotbah
|
Cara
memberi komentar terhadap pidato/ceramah/khotb ah dan implementasinya
|
o
Mendengarkan pidato/ceramah/khotbah
o
Mencermati simpulan pidato/ceramah/khotbah/yang
telah didengarkan
o
Berdiskusi untuk menentukan isi
pidato/ceramah/khotbah
o
Memberi komentar tentang isi
pidato/ceramah/khotbah dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun
|
·
Mampu menentukan isi pidato/ceramah/khotbah
·
Mampu memberi komentar dengan alasan
logis dan bahasa yang santun tentang isi pidato/ceramah/khotbah
|
Observasi
|
Lembar observasi
|
·
Penentuan isi
pidato/ceramah/khotbah;tepat/kurang tepat/tidak tepat
· Komentar terhadap isi pidato
alasan;
logis/kurang logis/tidak logis
bahasa;
santun/kurang
santun/tidak santun
|
2
X 40''
|
Rekaman
pidato/ceramah/khotbah
|
v
Karakter
siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines )
Rasa hormat
dan perhatian (respect)
Tekun (
diligence)
Tanggung jawab
( responsibility)
Berani (
courage )
|
Sekolah :
SMP UNISMUH MAKASSAR
Mata Pelejaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
IX (Sembilan/ 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Mendengarkan
Memahami isi
pidato/khotbah/ceramah
Kompetensi Dasar : menyimpulkan
pesan pidato/ceramah/khotbah yang didengar
1. Tujuan Pembelajaran
: siswa dapat menemukan hal-hal pokok dalam pidato/ceramah/khotbah.
Soal :
Sebutkan hal-hal pokok dalam pidato/ceramah/khotbah yang anda ketahui?
2. Tujuan Pembelajaran : siswa
dapat menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah.
Soal : simpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah yang
anda dengar?
Kompetensi
Dasar : memberi komentar tentang isi pidato/ceramah/khotbah
1. Tujuan Pembelajaran : siswa
dapat menentukan isi pidato/ceramah/khotbah.
Soal:
tulislah isi pidato/ceramah/khotbah yang anda dengar?
2. Tujuan Pembelajaran : siswa
dapat memberi komentar dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun tentang
isi pidato/ceramah/khotbah.
Soal :
Tulislah komentar anda dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun tentang
isi pidato/ceramah/khotbah yang anda dengar?
MATERI
ATAU BAHAN AJAR
A. PENGERTIAN PIDATO
Pidato
adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran
atau gagasan atau gambaran kepada pendengar yang disampaikan dalam situasi
formal ataupun non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis
dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau
informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti
ajakan pembicara secara sukarela
. Pidato merupakan penampilan diri
seseorang di hadapaan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran
dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati
nuraninya dan tergerak pikirannya. Pidato merupakan bentuk wicara individual
yang banyak ragamnya.
Adapun pokok-pokok isi pidato itu
tersusun sebagai berikut:
1. salam pembuka,
2. kata penahuluan,
3. pokok-pokok isi pidato,
4. uraian lengkap materi pidato,
5. simpulan isi pidato,
6. saran-saran dan harapan-harapan,
7. penutup, dan
8. salam penutup
Metode Pidato
1. Impromtu ( serta-merta ) adalah
metode yang tidak mempunyai persiapan, pembicaraan serta merta bicara
berdasarkan pengetahuannya.
2.
Menghafal adalah berpidato yang merencanakan dengan membuat
naskah kemudian dihafalkan.
3.
Membaca naskah adalah berpidato dengan membaca naskah yang
sudah dibuat sebelumnya.
4. Ekstemporan adalah metode tanpa
persiapan naskah, melainkan dengan membuat catatan-catatan yang penting.
Pesiapan
– persiapan untuk pidato
·
Meneliti
masalah
1.
Menentukan
tujuan
2.
Menganalisi
pendengar dan situasi
3.
Memilih
tema
·
Menyusun
naskah
1.
Mengumpulkan
bahan
2.
Membuat
kerangka naskah
3.
Menguraikan
secara mendetail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar