tugas
KEDUA
MK :
evaluasi pembelajaran bi
NAMA : erniati
NIM : 10533 5672 09
KELAS :
vi d
SILABUS
PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP UNISMUH
MAKASSAR
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
IX (Sembilan) / 1 (Dua)
Standar Kompetensi : Membaca
7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan
membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen)
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
7.1 Menemukan tema , latar, dan penokohan, pada cerpen-cerpen dalam satu
kumpulan cerpen
|
Cara menemukan unsur-unsur cerpen dan implementasinya
|
o Membaca buku kumpulan
cerpen
o Berdiskusi untuk
menentukan tema, latar, dan penokohan dalam tiap-tiap cerpen
o Menunjukkan keterkaitan
antarunsur cerpen sebagai dasar
pembulat cermatan makna cerpen secara utuh.
|
ü Mampu menyimpulkan tema
cerpen
ü Mampu menentukan latar
cerpen dengan bukti faktual
ü Mampu menentukan
karakter tokoh cerpen dengan bukti yang menyakinkan
|
Penugasan individual/kelompok
|
Proyek
|
· Bacalah buku kumpulan
cerpen yang terdapat di perpustakaan kemudian tentukanlah tema, latar, dan
penokohan dalam cerpen-cerpennya dengan bukti-bukti pendukungnya!
· Analisislah keterkaitan
antarunsur (tema, latar, dan penokohan) untuk memakanai cerpen-cerpen itu!
(waktu: 2 minggu)
|
4 X 40’
|
PerpustakaanBuku teks
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan
perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
|
|
|
|
|
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
7.2 menganalisis nilai-nilai kehidupan pada
cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
|
Penganalisisan nilai-nilai kehidupan pada cerpen
|
o Membaca buku kumpulan cerpen
o Berdiskusi untuk
menentukan nilai kehidupan yang positif dan negatif dalam kumpulan cerpen
o Membandingkan nilai kehidupan
dalam cerpen dengan nilai kehidupan siswa
o Menyimpulkan nilai
kehidupan dalam cerpen yang dapat menjadi teladan siswa
|
ü Mampu nilai-nilai
kehidupan yang positif maupun negatif dalam kumpulan cerpen
ü Mampu membandingkan
nilai kehidupan dalam cerpen dengan nilai kehidupan siswa
ü Mampu menyimpulkan
nilai kehidupan dalam cerpen yang dapat menjadi teladan siswa
|
Penugasan individual/kelompok
|
Proyek
|
· Bacalah buku kmpulan
cerpen yang terdapat di perpustakaan kemudian tentukanlah tema, latar, dan
penokohan dalam cerpen-cerpennya dengan bukti-bukti pendukungny!
· Analisislah keterkaitan
antarunsur (tema, latar, dan penokohan) untuk memakanai cerpen-cerpen itu!
(waktu: 2 minggu)
|
4 X 40’
|
Perpustakaan,
Buku kumpulan
Cerpen
Buku teks
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan
perhatian ( respect )
Tekun ( diligence
)
Tanggung jawab (responsibility)
|
|
|
|
|
|
Materi Pembelajaran
Apakah Anda suka membaca cerpen (cerita
pendek)? Cerita pendek biasanya terdapat di koran dan majalah. Bahkan, Anda pun
dapat membaca cerpen dari buku kumpulan cerpen yang ada di perpustakaan. Saat
Anda membaca cerpen, Anda mungkin mendapatkan hal-hal menarik dan mengesankan
dari cerpen tersebut, baik dari segi isi, keindahan bahasa, maupun dari segi
alurnya. Selain itu, Anda mungkin menemukan nilai-nilai yang berguna bagi
kehidupan Anda. Salah satu contoh cerpen
berikut? Apakah anda menemukan nilai-nilai yang bermanfaat? Bacalah oleh Anda
dan teman-teman Anda!
Menunggu Belas Kasihan
Siang itu Dudi, Wida, dan Nurul pulang sekolah bersama.
Mereka berjalan menuju jalan raya. Hari itu panas sekali. Dudi tampak kesal
sekali ketika melihat dua anak kecil dekil datang meminta-minta kepadanya.
“Huh, sana
pergi!” Dudi dengan kasar mengusir kedua anak itu. “Sudah panas, banyak
gelandangan lagi!”
Melihat
Dudi yang marah, Wida berkata,”Dudi, kamu tidak boleh begitu,dong. Kasihan
mereka. Coba kamu lihat ibu yang berada di pinggir jalan itu! Meminta-minta
hanya untuk mendapatkan sesuap nasi dan anak-anaknya yang harus putus sekolah
karena tidak mempunyai uang. Harusnya kamu bersyukur karena mempunyai orang tua
yang sayang padamu. Punya uang banyak, punya rumah bagus. Jadi, tidak
seharusnya kamu bersikap seperti itu kepada anak-anak itu!”
“Iya, iya.
Aku ngerti,” sahut Dudi. “Jangan cuma ngerti. Sifatmu tadi jangan diulang
lagi,” tambah Nurul menasehati.
Dudi melihat
wanita yang berada di pinggir jalan itu. Pakaiannya kotor, lusuh, dan dekil.
Dudi merasa kasihan kepada wanita itu. Dudi teringat terus akan nasihat
teman-temannya. Dudi berpikir, betapa sangat beruntungnya ia. Ia dapat hidup
enak tanpa harus mengemis seperti wanita tua itu.
Keesokan
harinya, Dudi bangun pagi sekali. Setalah berseragam rapi, ia sarapan bersama
ayah-ibunya. Tiba-tiba Dudi teringat wanita tua peminta-minta yang berada di
jalan raya dekat sekolahnya itu. Ia berpikir pasti wanita tua dan anak-anaknya
itu kelaparan. Karena merasa kasihan, Dudi membungkuskan roti untuk mereka.
“Pa, Ma,
Dudi pergi dulu, ya! Assalamualaikum!” Dudi pamit kepada ayah dan ibunya.
Hari itu
Dudi senang sekali. Ke mana-mana selalu tersenyum. Melihat tingkah laku
temannya yang aneh, Wida dan Nurul terheran-heran. “Dudi kenapa sih kamu?”
Tanya Nurul. “Ah, nggak apa-apa. O ya, pulang sekolah nanti kita lewat jalan
raya, yuk!” jawab Dudi. “Bukankah setiap hari kitaselalu melewati jalan itu?
Ada-ada saja kamu, dudi,” sahut Wida.
Bel sekolah
berbunyi tanda waktu pulang sekolah tiba. Dudi, wida, dan nurul pulang
bersama-sama melewati jalan raya. Tiba-tiba di sana terlihat orang berkerumun.
Dudi, Wida, dan Nurul penasaran. Mereka mendatangi kerumunan itu.
“ada apa,
Pak?” tanya Dudi kepada penjual minuman. “Ada pengemis tertabrak mobil. Itu ibu
yang sering mengemis di pinggir jalan raya,”kata penjual minuman sambil
menunjuk ke seberang jalan.
“Mungkin
ibu tua yang kemarin kita lihat itu,” katDudi kepada teman-temannya.
“Mungkin
saja,” sahuat Wida. “Ya,” Nurul menimpali. “Yuk, kita lihat! Sahut Dudi sambil
menarik tangan kedua sahabatnya.
Dudi sangat
sedih dan merasa kaget ketika melihat wanita tua itu tergeletak tidak berdaya
di pinggir jalan. Di samping wanita itu terlihat dua orang anak yang sedang
menangis.
“Bu,
bangun, Bu!” teriak mereka.
Dudi sangat
terharu. Tidak terasa air matanya menetes di pip. “Dud, kenapa kamu? Laki-laki
kok menangis?” Tanya Wida. “Aku kasihan melihat wanita itu. Rencananya, hari
ini aku ingin memberikan roti ini kepada dia dan dua orang anaknya.”
“Sudahlah,
Dud. Niatmu baik. Kita doakan saja semoga ibu itu dapat terselamatkan,” hibur
Nurul.
Beberapa saat
kemudian, mobil ambulans datang.
Sumber: Peer Kecil, 7 Januari 2001 dengan perubahan
Setelah
anda membaca cerpen tersebut, tentunya Anda menemukan masalah yang di ugkapkan
penulis dalam cerpen. Masalah yang diungkapkan itulah yang disebut tema cerpen.
Tema cerpen ini dapat diketahui dari persoalan-persoalan yang dilalui oleh
tokoh utama, tema cerpen dapat pula diketahui melalui dialog para tokoh.
Selain tema anda
temukan pula latar cerita atau setting
adalah gambaran tempat, waktu, dan situasi yang mewadahi sebuah cerita. Latar
bukan unsur yang lepas dari sebuah cerita, melainkan unsure yang turut
membangun alur, membangun karakter yang terjalin dengan unsure-unsur cerita
lainnya. Latar juga memperlihatkan bagaimana pengaruh tempat, waktu, dan
situasi itu pada perilaku manusia dan romantika hidup tokoh-tokohnya.
Istilah tokoh
menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan, atau
karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas
pribadi seorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa
dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada
pembaca. Tokoh terbagi dua, ada tokoh utama dan tokoh sampingan, dan secara
umum kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis.
Tokoh protagonis
adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan
norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan
sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Adapun tokoh
antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis
merupakan penentang tokoh protagonis.
Ada beberapa
cara penggambaran karakter tokoh dalam cerpen, di antaranya sebagai berikut.
- Melalui apa yang diperbuat tokoh. Hal ini berkaitan dengan bagaimana sang
tokoh bersikap dalam situasi ketika tokoh harus mengambil keputusan.- Melalui ucapan-ucapan tokoh. Dari apa yang diucapkan tokoh kita dapat mengetahui karakternya.
- Melalui penjelasan langsung. Dalam hal ini penulis menggambarkan secara langsung karakter tokoh.
Sebuah
cerpen selalu mengandung makna. Makna merupakan maksud yang hendak disampaikan
pengarang dalam karyanya. Cerita yang disampaikan dalam cerpaen juga mengandung
pesan. Pesan atau amanat cerpan dapat diketahui secara langsung (tertulis)
dantidak langsung (tersirat). Amanat yang tersirat biasanya terdapat dalam alur.
Pelatihan 1
1.
Tentukan
kesimpulan tema cerpen yang Anda baca!
2. Tentukan
latar cerpen yang Anda baca!
3. Tentukan
karakter masing-masing tokoh utama maupun tokoh pendamping dalam cerpen!
Pelatihan 2
1. Temukanlah
nilai-nilai kehidupan yang positif maupun yang negatif dalam cerpen yang anda
baca!
2. Bandingkanlah
nilai kehidupan dalam cerpen dengan nilai kehidupan Anda!
3. Simpulkanlah
nilai kehidupan dalam cerpen yang dapat menjadi teladan!
Tujuan pembelajaran khusus memuat empat
criteria
A: Audience (sasaran)
B: Behavior (tingkah laku)
C: Condition (syarat)
D: Degrre (ukuran)
Tujuan khusus dari KD:
v Menemukan
tema , latar, dan penokohan, pada
cerpen-cerpen dalam satu kumpulan cerpen.
1. Siswa mampu menyimpulkan tema cerpen yang
dibacanya dengan tepat.
A B C D
2. Siswa mampu
menemukan latar cerpen yang
dibacanya dengan bukti yang faktual.
A B C D
3. Siswa mampu
menemukan karakter tokoh cerpen yang dibacanya dengan bukti yang
A B C
Menyakinkan.
D
v menganalisis
nilai-nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.
1. Siswa mampu menemukan nilai-nilai kehidupan yang positif maupun
negatif dalam cerpen.
2. Siswa mampu membandingkan nilai kehidupan dalam cerpen
dengan nilai kehidupannya.
3. Siswa mampu menyimpulkan nilai kehidupan dalam
cerpen yang dapat menjadi teladan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar